SOLOPOS.COM - Rombongan dari Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan mengunjungi Bale Rantjah Park di Desa Gombang Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali, pada Rabu (9/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Pantai buatan Bale Rantjah park di Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali, jadi wisata andalan desa setempat.

Rombongan 12 orang dari Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan mengunjungi kantor Pemerintah Desa Gombang Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali, pada Rabu (9/11/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan surat yang dilayangkan, mereka berniat untuk belajar soal pengelolaan inovasi desa berbasis wisata di Desa Gombang.

Secara keseluruhan, 12 orang itu merupakan lima kepala desa, satu lurah, kemudian enam orang dari kecamatan. Salah satu rombongan, Kepala Desa Sukamaju Kecamatan Batulicin, Sukmo Riyanto mengaku pertama kali mengenal Desa Gombang lewat media Intenet.

“Dia punya daya tarik yang luar biasa. Itu, yang pertama,” puji Sukmo

Baca juga: Sederet Aktivitas Ini Bisa Dilakukan di Pantai Buatan Boyolali

Para rombongan itu mengunjungi salah satu tempat wisata yang menjadi andalan desa yakni Bale Rantjah Park.

“Pertama kali saya kenal Desa Gombang saya mbuka dari mbah Google, saya coba pelajari, saya komunikasi dengan kawan kawan di seluruh Indonesia yang tergabung dalam bumdes.id, di situ banyak sekali pakar-pakar tentang desa. Maka salah satu yang direkomendasikan adalah ke sini,” jelas dia di Bale Rantjah Park, Rabu (9/11/2022).

Selain refreshing, Sukmo ingin ada sesuatu yang bisa tertanam dan diimplementasikan masing-masing desa usai kunjungannya ke Balai Rantjah. Kemudian, bisa melakukan pengembangan desa sesuai kondisi dan potensi daerah dalan mengingkatkan perekonomian.

Sukmo mengaku karakteriatik wilayah dan masyarakat di Dea Gombang kurang lebih sama dengan di desanya.

Untuk karakteristik masyarakatnya, geografisnya, itu tidak terlalu jauh beda. Artinya apa, kalau kita berbicara masalah PAD, maka bagaimana kita menginovasi kegiatan yang akhirnya mendapatkan sesuatu yang ada kontribusinya terhadap desa.

Baca juga: Wow! Capai Rp1,4 M, Pendapatan Pariwisata Boyolali Lampaui Target

Sukmo memuji Desa Gombang yang berhasil menginovasi dan mengembangkan wisatanya hingga menyumbang pendapatan asli desa. Kepala desa itu pun mengaku juga melakukan hal yang sama.

“Saya juga sudah memulai kegiatan inovasi. Sehingga yang perlu kami tau lebih jauh, adalah bagaimana membranding apa yang sudah kami lakukan,” jelas dia.

Sukmo belajar sistem pengelolaan wisata Desa Gombang tak cukup sebuah peresmian diawal. Namun juga butuh sentuhan pengembangan lain seperti membuat kegiatan-kegiatan di tempat wisata.

“Tadi pak kades bilang, ada event-event tertentu disini. Nah itu yang mungkin saya kembali dari sini, saya harus menjiplak nanti disana,” kata dia.

Seperti yang dilakukan Desa Gombang, Sukmo ingin membuat event-event di desa wisatanya agar bisa memperluas jangkauan wisatawan di daerah.

Baca juga: Bikin Hayub-Hayuben! Vietnam Punya Jembatan Kaca Sepanjang 632 Meter

“Oh, jadi gini ya, ketika kita sudah menciptakan sebuah inovasi, tidak cukup sampai disitu saja, tapi kita berlu mengeksplore. Kita perlu juga seperti event, sehingga apa yang kita buat itu orang mengenal,” ucap dia.

Di Kalimantan Selatan, Sukmo menjelaskan inovasi desa untuk wisata cukup variatif. Salah satunya, di desa yang ia jabat Desa Sukamaju. Desa Sukamaju mengembangkan wisata air seperti kolam renang yang lengkap dengan balkon-balkon.

Untuk marketingnya, ia membangun kerja sama dengan anak-anak yang berlatih menjadi calon TNI dan Polri. Selain itu, juga menyewakan studio musik. Usaha itu saat ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa.

“Itu inovasi. Makanya saya bilang ada kemiripan. Cuman gincu nya ada yang berbeda. Tapi ini gincu nya luar biasa. Gincunya mirabelle apa mungkin ya,” Canda dia.

Saat ditanya terkait kerja sama dengan pihak ketiga seperti halnya pengembangan Balai Rantjah, Sukmo mengatakan cukup sulit bila dilakukan di Desa Sukamaju.

Baca juga: 5 Destinasi Wisata Wonogiri Ini Hasilkan Rp666 Juta saat Momen Lebaran



“Soal kerja sama dengan pihak ketiga. Kebetulan tempat saya bukan masuk ring satu untuk CSR. Jadi dalam wilayah desa saya itu tidak ada perusahaan. Sehingga kalau perusahaan melakukan kerjasama mungkin susah. Dikelola desa sendiri, usaha desa sendiri,” terang dia.

Sukmo juga berencana mengembangkan tempat pemancingan di desanya, melalui program lumbung ikan. Lumbung ikan menjadi program ketahanan pangan di desanya.

Sementara, Kepala Desa Gombang, Ahmadi Wahyu Wibowo menjelaskan desanya menjadi rintisan desa wisata belum lama. Namun, Ahmadi mengapresiasi pengembangan wisata di Desa Gombang menunjukkan sinyal positif. Ia juga merasa senang atas kunjungan dari beberapa kepala desa di Kecamatan Batulicin.

Menurut Ahmadi, pengembangan wisata akan mengoptimalkan potensi kesenian dan agenda rutin di desa. Lalu, untuk pengembangan wisata alamnya, seperti Bale Rantjah Park akan sepenuhnya dikelola oleh bumdes pada 2023 mendatang.

Bale Rantjah Park sendiri saat pandemi masih bisa menyumbang PADes sekitar empat juta. Ahmadi mengatakan akan mengalokasikan dana desa setiap tahunnya untuk pengembangan wisata sekitar Rp300 juta.

Baca juga: Deretan Pantai Cantik Wonogiri, dari Sembukan hingga Dadapan

“Rencananya kami akan membuat peraturan desa untuk pengembangan wisata agar bisa konsisten dan berkelanjutan sesuai visi misi,” ucap dia pada Solopos.com saat menerima kunjungan dari Kalsel.

Keberhasilan pengembangan wisata tersebut membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, maka pengembangan wisata tidak bisa berjalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya