Solopos.com, SOLO – Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Persis Solo di Stadion Manahan, Ginda Ferachtriawan, menyatakan harus ada kejelasan standard operating procedure (SOP) apabila Liga 1 kembali digelar. Hal itu untuk mencegah berulangnya tragedi Kanjuruhan Malang di tempat lain.
Ginda saat dijumpai wartawan Jumat (11/11/2022), mengatakan membuka komunikasi dengan pihak Liga Indonesia Baru (LIB). Menurutnya apabila kompetisi dilanjutkan perlu standar yang jelas dari panpel, keamanan, suporter, termasuk pedagang.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Dia mengusulkan edukasi ke suporter adalah hal yang utama. Esensi sepak bola seharusnya menjadi tempat aman bagi keluarga. Euforia menonton sepak bola sangat tinggi sehingga perlu pertimbangan dalam standar operasi.
“Sejauh ini masih pembicaraan informal, mereka LIB masih menunggu keputusan pemerintah. Manajemen penonton harus disamakan persepsinya, mau menonton bola atau musik,” kata Ginda.
Ia menambahkan harus segera ada solusi, kemudian pertandingan bisa dilanjutkan. Solo sebagai tuan rumah perlu persiapan. Dia berharap pertandingan bisa digelar kembali.
Baca Juga: Persis Solo Kunjungi Markas Johor Darul Ta’zim, Begini Kesan Coach Rasiman
Ia menambahkan pintu Stadion Manahan selalu terbuka tidak pernah ada pintu yang digembok. Secara umum, penerangan dan lokasi parkir juga menjadi penting. Dia meminta pertandingan digelar sebagai cara uji coba standar prosedur pelaksanaan pertandingan. “Jangan sampai stadion steril sampai Piala Dunia tahu-tahu SDM dan infrastruktur belum siap,” ucap Ginda.
“Manahan malam cukup gelap, minimal Stadion Manahan bisa digunakan untuk jogging malam sampai pukul 21.00 WIB. Di situ bisa tahu potensi apa di malam hari, perlengkapan apa yang belum siap. Ini ayo disiapkan, bukan hanya sekadar bola,” kata dia.
Ia menambahkan hal itu masih dalam pembahasan dengan manajemen Persis Solo. Saat ini Persis Solo tengah berada di Malaysia termasuk mempelajari pelaksanaan pertandingan.
Baca Juga: Diskusi Mataram Is Love: Sama-Sama Sepakat Jaga Kerukunan Antarsuporter
“Kami belajar ke kota-kota sebelah dulu. Di Manahan kamera pengawas 47 unit. Tidak ada kamera di lantai atas, kamera yang mengadap ke tribun tidak bisa melihat wajah. Kalau kamera bagus semua, bisa cek di kontrol room, ini perlu di uji coba, ya lewat pertandingan,” imbuh dia.
Menurutnya rapat koordinasi jelang laga memang seharusnya melibatkan tim tamu. Panpel mengundang suporter tamu lewat klub yang didukung. Jangan sampai sudah diundang ternyata klub tidak tahu atau elemen salah. Federasi bisa menunjuk klub lalu berjalanjut ke suporter agar koordinasi lintas elemen mudah.