SOLOPOS.COM - Pejabat lama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) dan pejabat baru Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) melakukan salam komando seusai upacara serah terima jabatan, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (9/12/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Galih Pradipta)

Solopos.com, JAKARTA – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan tudingan mantan seniornya di militer, Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo soal isu komunisme tak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Ia enggan terlibat dalam polemik isu komunis di TNI yang dikaitkan dengan hilangnya patung para Pahlawan Revolusi dari Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Gatot Nurmantyo: Komunis Menyusup ke Semua Lini Kekuasaan 

“Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat,” kata Hadi kepada detikcom, Senin (27/9/2021).

Hadi menuturkan Kostrad sudah mengklarifikasi soal latar belakang patung para tokoh TNI kini tak lagi berada di Museum Dharma Bhakti.

“Masalah ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait,” ucap Hadi.

Pengingat Senior

Hadi menilai pernyataan Gatot Nurmantyo soal TNI disusupi komunis sebagai pengingat dari senior kepada junior.

Agar TNI senantiasa waspada dan mencegah kembali terjadinya peristiwa kelam seperti saat Orde Lama.

“Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior untuk kita sebagai prajurit aktif TNI. (Agar) senantiasa waspada, agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi,” ujar Hadi.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tuding TNI Disusupi Paham Komunis, Apa Kata Kostrad? 

Hadi menerangkan TNI selalu mengutamakan faktor mental dan ideologi.

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ini menambahkan institusinya telah menjadikan pengawasan terkait ideologi sebagai agenda utama.

“Sebagai institusi, TNI selalu mempedomani bahwa faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital. Untuk itu, pengawasan intensif baik secara eksternal maupun internal selalu menjadi agenda utama. Bukan saja terhadap radikal kiri, tetapi juga terhadap radikal kanan dan radikal lainnya,” pungkas Hadi.

Ditanggapi Politikus

Pernyataan panas Gatot Nurmantyo juga ditanggapi mantan jenderal yang kini jadi politikus, Mayjen TNI (Purn.) T.B. Hasanuddin.

Anggota Komisi I DPR RI meminta Gatot membuktikan tudingan disusupinya TNI oleh paham komunis.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tak Hadir, Bintang Jasa Dikembalikan ke Negara 

“Peluang penyusupan paham komunis memang selalu ada bahkan juga ke dalam tubuh TNI. Sesuai perundang-perundangan dan termaktub dalam KUHAP bila memang ada indikasi penyusupan atau bahkan penyebaran paham komunis terlebih di tubuh TNI silakan dilaporkan agar dapat diproses hukum,” kata Hasanuddin dalam keterangannya, Senin (27/9/2021).

Hasanuddin lantas menyoroti soal pernyataan Gatot Nurmantyo yang melandasi tuduhan disusupinya TNI oleh komunis dengan bukti hilangnya patung Soeharto hingga 7 Pahlawan Revolusi dalam diorama sejarah penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti.

Dia menegaskan itu tidak dapat dijadikan bukti yang kuat adanya penyusupan paham komunis di tubuh militer.

“Hilangnya patung Soeharto dan 7 Pahlawan Revolusi dalam diorama sejarah di Markas Kostrad itu tak bisa dijadikan indikasi atau bukti kuat adanya penyusupan paham komunis di tubuh TNI. Jadi sebaiknya sebutkan saja orangnya siapa yang penyebar paham komunis di TNI tentu dengan bukti yang kuat. Proses secara hukum,” tegasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya