SOLOPOS.COM - Slambu menutupi makam Pengeran Samudro yang terletak di Kompleks Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Selasa (5/12/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Sosok Pangeran Samudro yang makamnya berada di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, mencuri perhatian masyarakat.

Mulai dari isi wasiatnya yang ternyata disalahartikan hingga banyak peziarah yang ngalap berkah saat mengunjungi Gunung Kemukus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adapun ritual ngalap berkah di Gunung Kemukus yang dimaksud adalah ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan pasangan sahnya selama tujuh kali dalam waktu satu lapan.

Baca Juga:  Viral Flyover Manahan Banjir Coretan Vandalisme, Netizen Jawil Gibran

Bukan hanya itu saja, dalam artikel yang tayang di situs resmi Pemkab Sragen, Pangeran Samudro dikenal sebagai orang yang mulia di masa hidupnya dan juga memiliki jasa pada bangsa dan negara.

Terdapat lima sifat keteladanan yang diambil dari Pangeran Samudro, salah satunya adalah seorang tokoh pemersatu bangsa. Berikut ini selengkapnya.

Baca Juga: Misteri Buto Cakil di Bekas Pabrik Goni Klaten

1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menghargai orang tua sebagai perantara lahir manusia ke dunia.
3. Selalu taat dan setia kepada negara dan Sultan (pemerintah).
4. Tidak takut menghadapi kesukaran,dan penderitaan dalam menunaikan tugas.
5. Seorang tokoh pendamai/pemersatu bangsa dan selalu bertanggung jawab.

Baca Juga:  Berapa Tarif Sunat di Juru Supit Bogem Jogja?

Pangeran Samudro, Sosok Pemersatu Saudara

Sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya, Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari istri selir. Nah, ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro dan ibunya yang bernama Ontrowulan diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan di Demak.

Selama di Demak, Pangeran Samudro dibimbing tentang ilmu Islam oleh Sunan Kalijaga. Setelah dirasa cukup, Pangeran Samudro diminta untuk berguru lagi kepada Kiai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur, lereng Gunung Lawu.

Baca Juga:  Mulai Dijual Hari Ini, Begini Cara Beli Tiket MotoGP Mandalika 2022

Pangeran Samudro pun menuruti permintaan gurunya tersebut. Selama di lereng Gunung Lawu, dia belajar Islam lebih mendalam. Ketika Pangeran Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kiai Ageng Gugur menceritakan bahwa dirinya adalah kakak dari Pangeran Samudro.

Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut. Hal ini dikarenakan dia teringat amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Dia pun menceritakan tentang amanat tersebut. Ternyata Kiai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak.

Baca Juga:  Metode Sunat Juru Supit Bogem: Digunting Terus Dilipat, Gak Dipotong?

Setelah berguru kepada kakaknya, Pangeran Samudro bersama dua abdinya kembali ke Demak. Namun, ketika sampai di oro-oro yang sekarang dikenal Dusun Kabar, Desa Bogorame, dia tiba-tiba jatuh sakit panas (demam).

Dia tetap nekat melanjutkan perjalanannya. Tapi, ketika tiba di Dukuh Doyong (wilayah Kecamatan Miri), sakitnya semakin parah dan memutuskan untuk beristirahat di daerah tersebut. Karena merasa sakitnya semakin parah, Pangeran Samudro mengutus abdinya untuk pulang ke Demak untuk memberitahukan kondisinya kepada Sultan di Demak. Namun, saat para abdinya pulang ke Demak, dia telah meninggal dunia.

Baca Juga:  Isi Wasiat Pangeran Samudro yang Disalahartikan Peziarah Gunung Kemukus

Sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut. Lokasi permakaman Pangeran Samudro itu didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya