SOLOPOS.COM - Peternak lele saat penyortiran di Kampung Lele, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, beberapa waktu lalu. (Istimewa).

Solopos.com, BOYOLALI – Panen budi daya lele di Boyolali mencapai 30 ton per hari. Angka tersebut terbilang surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan lele di Boyolali yang hanya tiga ton per hari.

Ihwal surplus produktivitas lele tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Nurul Nugroho, saat dijumpai di kantornya, Jumat (9/9/2022).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Produksi harian di kampung lele sekitar 15 – 20 ton per hari. Kalau global [satu kabupaten] sekitar 30 ton per hari,” terangnya.

Nugroho mengatakan produksi terbesar berada di kampung lele yang berada di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, Nurul mengatakan ikan lele dari Boyolali dipasarkan mayoritas ke Yogyakarta, baru kemudian di area Soloraya. “Kebanyakan di Yogyakarta karena banyak sekali mahasiswa di sana. Kemudian pecel lele juga laku di sana,” kata dia.

Baca juga: Potensi Cuan Rp3,6 Triliun dari Lele Boyolali

Nurul mengungkapkan tak hanya lele, komoditas ikan yang juga melimpah di Boyolali adalah ikan nila dan patin.

Ia mengatakan ikan nila dan patin tersebar di Waduk Cengklik dan Waduk Kedung Ombo melalui sistem keramba jaring apung (KJA).

“Untuk nila produksinya sekitar lima sampai sepuluh ton per hari. Kemudian patin tersebar baik di kolam rakyat atau di KJA sekitar tiga ton per hari,” terangnya.

Sementara itu, salah satu peternak lele asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Eko Saptono, 31, mengatakan dirinya memiliki 10 kolam ikan lele.

Dalam sebulan, dirinya Eko mampu memproduksi tiga ton lele dan per kilogramnya dihargai Rp20.000. “Pemasarannya kami melalui mitra, 90 persen dijual ke Jogja,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (10/9/2022)

Baca juga: Dapat Bantuan Rp200 Juta, Peternak Lele di Sragen Kembangkan Bioflok

Eko menyampaikan kendalanya selama peternak lele adalah lele yang mudah mati saat musim pancaroba. Jika sudah seperti itu, Eko mengatakan akan mengganti air di kolam lele.

“Saya harap ke depan, hasil-hasil lele bisa diekspor ke luar negeri agar pemasarannya bisa bertambah. Jadi tidak hanya mengandalkan pasaran lokal karena sekarang banyak peternak lele yang bermunculan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya