SOLOPOS.COM - Eko Bambang Setiawan menunjukkan jangkrik alam yang ia budidayakan di tempat budidayanya yang berlokasi di Jatirejo, Kopen, Teras, Boyolali. Hasil budidaya jangkriknya langsung diambil sales dan dipasarkan di wilayah Boyolali dan Klaten. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pandemi Covid-19 membuat Eko Bambang Setiawan, 48, salah satu warga Dusun Jatirejo, Desa Kopen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah banting setir menjadi pengusaha jangkrik alam.

Usaha tersebut ia lakoni sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia tahun 2020. Ia yang pekerja serabutan mengaku perekonomiannnya terganggu kala pandemi. Kemudian, katanya, mendapatkan ide budi daya jangkrik alam dari temannya yang juga pembudidaya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Baca Juga : Iseng-iseng yang Hasilkan Cuan, Pria di Boyolali Sukses Budidaya Maggot

“Jadi, saat pandemi ketemu teman yang juga peternak jangkrik. Saya kemudian coba-coba ikut, ternyata juga berhasil,” ungkap Eko kepada wartawan saat ditemui di tempat budi daya jangkrik pada Kamis (25/3/2022).

Ia memiliki 2 boks jangkrik alam dewasa yang bisa dipanen setiap bulan. Eko mengaku modal untuk dua boks sekaligus jangkrik dan pakannya total Rp500.000. Setelah itu, ia bisa memanen jangkriknya setiap satu bulan sekali.

Baca Juga : Menjanjikan! Pria Boyolali Raup Rp3,5 Juta/Pekan dari Budi Daya Maggot

“Tiap panen, satu boks kemarin itu bisa menghasilkan 30 kilogram. Satu kilogramnya pas harga turun jadi Rp25.000. Bisa juga pas harga naik mencapai Rp40.000 per kilogram,” jelas dia.

Jika dihitung berdasarkan harga terendah Rp25.000 per kilogram, Eko minimal mendapatkan Rp1,5 juta dari hasil memanen dua boks berisi 60 kilogram jangkrik dalam sebulan. Jangkrik alam hasil budidaya Eko dipasarkan di wilayah Boyolali dan Klaten.

Baca Juga : Bisa Bikin Tajir, Ini Seluk Beluk Budidaya Maggot

Eko mengaku sudah ada sales yang langsung datang ke rumahnya untuk membeli jangkrik. Lebih lanjut, ia menyampaikan perawatan jangkrik alam terbilang cukup mudah.

“Pakannya hanya sentrat. Untuk yang masih kecil nanti sentratnya diblender agar dia [jangkrik] bisa mencerna. Kalau sudah besar ya langsung kita sebarkan di tempat naruh pakan itu. Selain itu ya buah-buahan, gampang kok makannya,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya