SOLOPOS.COM - Pengunjung saat melihat pameran fotografi dalam acara Rawa Pening Masa Gini di Tanasurga Resto Salatiga, Minggu (28/11/2022). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGARawa Pening tidak hanya menjadi sebuah tempat wisata di sekitar wilayah Salatiga Raya. Bagi warga sekitar, Rawa Pening juga menjadi tempat untuk mencari penghidupan. Kondisi Rawa Pening terkini pun selalu menjadi daya tarik yang tak pernah habis untuk dikupas, mulai dari perkembangan potensi ekonomi hingga proyek revitalisasi yang tengah berjalan.

Bertempat di Tanasurga Resto Salatiga, acara yang bertema Rawa Pening Masa Gini itu menampilkan empat storyteller yang menyajikan Rawa Pening secara utuh dalam pameran fotografi. Mereka adalah Chandra Firmansyah, Lutfi Akmal, Ratu Haiu Dianee, dan Tri Wahyu Prasetyo. Pameran ini juga disokong LPM Dinamika UIN Salatiga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ditemui seusai diskusi, Chandra mengatakan walaupun berbasis fotografi, dirinya tidak membatasi medium yang digunakan untuk bercerita dengan foto saja. “Jadi dalam pameran kali ini, kami menggunakan mixed media mulai dari zine, lukisan, jurnal, dan foto untuk menyampaikan kisah yang ada di Rawa Pening, terutama yang berhubungan dengan lingkungan,” jelasnya, Minggu (27/11/2022) malam.

Dia berharap melalui pameran tersebut bisa mengajak pengunjung untuk lebih peka terhadap lingkungan. Apalagi, pameran itu juga diisi dengan diskusi yang melibatkan aktivisi lingkungan seperti Titi Permata, Firman Setyaji dari Bengok Craft, dan Budiman, warga yang tinggal di pinggiran Rawa Pening.

Titi Permata mengungkapkan kebijakan revitalisasi yang saat ini dilakukan karena masuk dalam 15 danau prioritas di Indonesia. “Kita jangan hanya berpikir manusianya saja, ada banyak ekosistem yang terbangun di Rawa Pening,” jelasnya.

Baca juga: Asal-Usul Rawa Pening Semarang: Bermula dari Kutukan Ular Naga?

“Kalau hanya terfokus pada pembangun fisik, revitalisasi menjadi tidak perhatian dengan makhluk lainnya. Ini berbahaya bagi lingkungan Rawa Pening, bisa terjadi ketidakseimbangan,” kata Titi.

Indikasi awal ketidakseimbangan yang terjadi, lanjutnya, adalah ketiadaan hewan endemik yang biasa muncul. “Dari laporan beberapa nelayan, saat ini yang mulai tidak terlihat adalah ikan jenis wader pari. Nah, inikan berarti ada masalah seputar hewan endemik,” katanya.

Dia berharap, revitalisasi dilakukan dengan riset serta observasi yang mendalam, sehingga di Rawa Pening tercipta perairan yang sehat. “Sehat untuk ekosistemnya, juga sehat untuk masyarakatnya sehingga bisa berdampak secara ekonomi yang menyejahterakan mereka,” jelas Titi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya