Solopos.com, SOLO — Demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah daerah menjadi pemandangan yang mewarnai wajah jalanan belakangan. Di tengah riuh-rendah dinamika politik yang menyoal kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), sepenggal kenangan dari Konser #Salam2Jari yang berlangsung di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Juli lalu, hadir di Balai Soedjatmoko Bentara Budaya Solo, Rabu-Sabtu (19-22/11/2014).
Kenangan yang menggambarkan euforia pesta rakyat yang melibatkan ratusan musisi, pekerja seni, serta seratusan ribu relawan pendukung Jokowi-JK, dituangkan lewat puluhan foto hasil bidikan 31 fotografer dari komunitas, pekerja lepas, serta delapan media di antaranya Divisi Pemberitaan Foto Kantor Berita Antara, Harian Nasional, Harian Umum Kompas, Kompas.com, Media Indonesia, Reuters, Tempo, serta Tabloid Harian Olahraga Bola.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Foto bidikan Jay Subyakto menggambarkan sosok Jokowi yang sedang berdiri di tengah lautan manusia yang menyemut. Karya yang menyambut setiap pengunjung yang hadir tersebut dicetak di atas kertas foto berukuran 1 m x 2 m.
Foto yang dipajang tepat di bagian tengah ruang utama pameran ini disokong lampu spot yang ditembakkan dari belakang karya. Rekaman video dokumentasi konser #Salam2Jari yang diputar lewat televisi layar datar, memberikan “nyawa” tambahan bagi foto yang diambil Jay dari ketinggian 20 meter tersebut.
Pengunjung pameran pun diajak melihat sisi lain salah satu peristiwa bersejarah menjelang pemilihan presiden-wakil presiden ketujuh lalu. Lewat bidikan foto Beawiharta yang dicetak di atas lembaran alumunium berukuran 75 cm x 100 cm, sosok Jokowi tampak heroik saat berlari kecil menuju panggung pidatonya.
Ribuan orang yang berada di sekitar panggung pun tak melewatkan kesempatan langka tersebut untuk ikut mengabadikan momentum ini. Kamera video, kamera foto, hingga telepon genggam, mengarahkan pandangannya kepada lelaki yang sore itu datang dengan kemeja kotak-kotak dengan lengan digulung setengah tersebut.
Selain foto-foto yang menampilkan dukungan dari para musisi, pesohor, hingga pekerja seni, salah satu karya yang juga mencuri perhatian adalah foto bidikan Andi Ari Setiadi. Foto yang diberi keterangan tertulis “…tetaplah menjadi Jokowi” itu memperlihatkan sisa poster yang ditinggalkan salah satu relawan di GBK.
Poster yang tertinggal di lapangan ini menggambarkan ilustrasi Jokowi yang sedang berdiri dengan kemeja putih di tengah latar lalu lalang lelaki paruh baya bersepeda, ibu-ibu yang memikul tenggok, tukang becak, dan dokar. Remah tanah merah yang berserakan, menodai tepat pada bagian baju putih yang dikenakan Jokowi di poster ini.
Pesan agar Jokowi tidak meninggalkan kebiasaan blusukan, yang identik dengan “tidak takut kusam” ini pun tergambar gamblang lewat jepretan foto ini.
Fenomena Langka
Kurator Pameran Musik untuk Demokrasi, Oscar Motuloh, menyebutkan konser #Salam2Jari merupakan fenomena langka yang pantas diabadikan dalam bentuk dokumentasi. Oleh karenanya, Galeri Foto Jurnalistik Antara dan Yayasan Budaya Visual MAEN merasa perlu menyelenggarakan pameran foto dan penerbitan buku Musik untuk Demokrasi.
“Gerakan moral di GBK tempo hari telah membawa dampak pada apresiasi dan respons antar profesi dalam keterlibatan partisipatif yang begitu intens. Saat ingar-bingar politik selesai, maka fotografi menjadi pencatat visual yang telah merubah peristiwa menjadi sejarah bagi negeri yang bineka Indonesia ini,” tulis Oscar, seperti dikutip dari catatan pameran, Jumat (21/11/2014).
Di tengah pusaran politik yang membelit Jokowi-JK belakangan, pameran ini sejenak bisa menjadi katarsis bagi para pendukung/relawan untuk merawat kembali ingatan mengapa menjatuhkan dukungan pada pasangan presiden-wapres nomor urut dua itu.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
