SOLOPOS.COM - Siswa SMP Negeri 1 Solo mencatat hasil pengamatannya saat tinjauan lapangan pada kegiatan Youth for Road Safety Partisipatif Pemetaan dan Desain Keselamatan Jalan bersama Lingkar Studi Transportasi Transportologi di Jl. M.T. Haryono, Manahan, Banjarsari, Solo, Kamis (14/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pakar tata ruang dari Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Kusumastuti mengungkap konsep transportasi masa depan di kota yang dipimpin Gibran Rakabuming Raka ini.

Dalam sebuah diskusi bertajuk Masa Depan Transportasi Kota Surakarta yang diadakan Sabtu (29/2/2020) silam, Kusumastuti mengatakan Kota Solo didesain oleh Belanda pada 1940 dengan empat stasiun kereta api saling terhubung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adapun keempat stasiun tersebut adalah Stasiun Solo Balapan, Stasiun Purwosari, Stasiun Kota, dan Stasiun Jebres. Hingga kini keempat stasiun tersebut masih aktif.

Baca Juga:  Viral Mobil Pelat Merah Hadang Ambulans Bawa Pasien di Klaten

Untuk menjaga warisan tersebut, diperlukan konsep transportasi masa depan di Kota Solo, yakni Transit Oriented Development (TOD).

“Konsep Transit Oriented Development atau TOD dapat diterapkan agar warisan itu bisa dipertahankan dan disesuaikan dengan kondisi Kota Solo. Hal itu dilakukan dengan mengintegrasikan jaringan kereta api dengan jaringan yang ada di dalam kota, seperti Batik Solo Trans (BST),” beber dia, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kagama.co.

Baca Juga:  Wah Luna Maya Ungkap Hubungannya dengan Ariel NOAH, CLBK Nih?

Dosen Perencanaan Wilayah Kota (PWK) UNS Solo ini mengatakan setiap titik TOD akan ada di sekitar stasiun dan dihubungkan dengan kawasan infrastruktur layanan publik.

Konsep transportasi masa depan Kota Solo ini juga akan terhubung dengan area sekolah, perkantoran, klinik, area publik dan kantor pemerintahan.

Baca Juga:  Menwa UNS Solo Bernama Jagal Abilawa, Artinya Sosok yang Kuat?

“Hal itu juga mempermudah dalam jarak tempuh. Karena bisa dengan berjalan kaki, bersepeda, dan kendaran listrik. Ihwal ini sesuai dengan visi Kota Solo, Eco Cultural City, yakni kota dengan akar budaya kuat, memiliki kemandirian ekonomi dan punya ruang publik berkualitas serta lingkungan bersih dan infrastrukturnya memadai,” ujar perempuan berusia 64 tahun ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Solo, Taufiq Muhammad mengungkap konsep TOD ini dibangun dengan menyatukan manusia, kegiatan, bangunan dan ruang publik.

Baca Juga: Cara Mengubah Rekaman Suara Menjadi Teks di Google Docs

Keempat hal tersebut dirancang untuk transportasi masa depan Kota Solo sehingga mudah diakses dengan berjalan kaki atau bersepeda serta dekat dengan layanan angkutan umum ke seluruh kota.

Lebih lanjut, konsep TOD ini harus didukung pula pelayanan lalu lintas dan angkutan umum, meliputi pengembangan sarana angkutan umum massal.

Baca Juga: Misteri Menthek, Hantu Mirip Tuyul yang Sering Nyolong Padi

“Januari [2020] lalu sudah ada MoU antara Dirjen Perhubungan Darat, gubernur, dan wali kota Solo mengenai pengembangan transportasi masal selama lima tahun ke depan dengan anggaran Rp250 miliar,” jelas Taufiq.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya