SOLOPOS.COM - Tim Migas Kabupaten Karanganyar menggelar sidak ke sejumlah restoran di kawasan wisata pada Rabu (27/7/2022). (Istimewa/Pemkab Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah restoran di kawasan wisata Ngargoyoso dan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, kedapatan menggunakan elpiji bersubsidi tiga kilogram (kg) alias gas melon. Para pemilik restoran itu langsung kena peringatan dan diminta mengganti menggunakan elpiji nonsubsidi.

Penyimpangan penggunaan elpiji bersubsidi ini ditemukan saat tim minyak dan gas (Migas) Kabupaten Karanganyar menggelar inspeksi mendadak (sidak) pada Rabu (27/7/2022). Tim ini terdiri atas beberapa unsur yakni PT Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Polres Karanganyar, Hiswana Migas DPC Surakarta dan Pemkab Karanganyar. mereka menyasar tempat usaha di wilayah wisata Kaki Gunung Lawu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Karanganyar, Sri Asih Handayani, mengatakan tim mengunjungi enam restoran dan rumah makan. Dari enam lokasi tersebut terdapat tiga lokasi yang masih menggunakan elpiji 3 kg.

Rata-rata tiap restoran itu memiliki empat hingga enam tabung gas melon per rumah makan. Padahal, sesuai aturan penggunaan elpiji bersubsidi tersebut tidak diperuntukkan bagi mereka.

“Kami temukan beberapa restoran dan rumah makan yang menggunakan elpiji tiga kilogram. Tapi, ada juga yang sudah patuh menggunakan elpiji nonsubsidi seperti di Sate Lawu dan Gedang Kepok,” kata Sri Asih.

Baca Juga: Hiswana Migas: Resto di Karanganyar Beralih Ke Gas 3 Kg, Ini Dampaknya

Tim menarik elpiji bersubsidi dari restoran dan rumah makan itu dan meminta pengelolanya mengganti dengan elpiji nonsubsidi. Dalam kesempatan ini, tim Migas memberikan dispensasi tabung elpiji tiga kilogram yang ditarik dengan diganti bright gas dengan tabung berwarna pink.

Selain mengganti tabung pink, tim Migas memberikan pembinaan agar pelaku usaha tak lagi menggunakan gas melon. Tim Migas sekaligus ingin memastikan penggunaan elpiji subsidi tepat sasaran untuk masyarakat miskin dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengungkapkan bahwa penggunaan elpiji bersubsidi tidak tepat sasaran cukup menguras kuota kabupaten. Padahal seharusnya elpiji 3 kg itu hanya diperuntukkan bagi rumah tangga tidak mampu dan usaha mikro.

Baca Juga: Gantikan Kompor Elpiji, PLN Sukses Bagikan 1.000 Kompor Induksi di Solo

“Pertamina langsung melakukan penukaran tabung LPG dari setiap satu tabung ukuran 3 kg yang bersubsidi ditukar dengan satu tabung ukuran 5,5 kg nonsubsidi yaitu bright gas pada sidak ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya