SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kedua dari kiri) menyerahkan nota kesepakatan APBD 2020 kepada keempat pimpinan DPRD Sragen di Gedung DPRD Sragen, Rabu (27/11/2019). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pagebluk Covid-19 membuat pendapatan asli daerah Sragen dirasionalisasi. PAD dalam APBD Perubahan Sragen 2020 ditarget bisa tembus Rp338,2 miliar tetapi setelah ada wabah Covid-19 PAD dirasionalisasi menjadi Rp309,6% atau anjlok Rp28,6 miliar.

Realisasi PAD hingga 31 Oktober 2020 mencapai Rp328,2 miliar atau 106% dari target pascarasionalisasi atau 97,04% dari target penetapan. Penjelasan itu disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sragen Dwiyanto saat ditemui Solopos.com, Selasa (3/11/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dwi menjelaskan pandemi Covid-19 tidak berpengaruh pada semua sumber PAD Sragen, terutama pajak. Dwi mengatakan objek pajak yang dipengaruhi Covid-19 terletak pada pajak rumah makan, hotel, dan restoran, sedangkan untuk jenis pajak lainnya masih bisa menutup target, bahkan melebihi.

The Penthouse, Drama Baru Kehidupan Mewah Wanita Dewasa Korea

“Pajak daerah setelah rasionalisasi dianggarkan Rp79,5 miliar hingga akhir Oktober bisa tercapai Rp95,3 miliar atau 119,7%. Sedangkan untuk pendapatan dari sektor retribusi dari target pascarasionalisasi Rp11,7 miliar baru terealisasi Rp10,8 miliar atau 92,1% per 31 Oktober 2020,” ujarnya.

Dwi melanjutkan pembayaran pajak itu dilakukan dengan berbagai terobosan, terutama program pembayaran non tunai dan penagihan online ternyata efektif untuk mengejar target pajak. Dwi mengatakan upaya sosialisasi macam-macam dilakukan untuk meminimalisasi tunggakan. Dwi melihat kunci PAD Sragen anjlok itu terletak pada retribusi, terutama retribusi pasar dan parkir.

Anjlok Nilainya

Di sisi lain, dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah juga anjlok sampai Rp153 miliar pada mas pandemic Covid-19, terutama dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan dana insentif daerah (DID). Kebijakan turunnya dana transfer tersebut, ujar dia, merupakan kebijakan dari pusat.

“Rasionalisasi itu tidak hanya untuk PAD tetapi semua jenis pendapatan daerah juga terkena rasionalisasi, seperti belanja transfer. Dana transfer dari Rp1,5 triliun dirasionalisasi menjadi Rp1,3 triliun di 2020,” ujarnya.

Pas Ditonton Saat Halloween, Ini Rekomendasi 6 Film Horror Thailand

Dia berpendapat semua itu berpengaruh pada APBD 2021 yang kemungkinan angkanya turun bila dibandingkan dengan APBD 2020 atau tahun sebelumnya. Dwi mengatakan proyeksi pada APBD 2021 itu masih mempertimbangkan situasi pandemi di 2021 sehingga kebijakan anggaran pun belum bisa pulih semua seperti di 2019.

Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen R. Widya Budi Mudhita mengatakan target apendapatan retribusi saat perubahan mencapai Rp6,5 miliar dan realisasi per 31 Oktober 2020 sudah mencapai Rp6,4 miliar atau 98,38%. Widya mewakili Kepala Disperindag Sragen Tedi Rosanto optimitis bisa mencapai target itu pada akhir Desember 2020.

“Target tersebut sebenarnya turun lantaran ada Covid-19. Sebelumnya ditetapkan Rp8,67 miliar karena adanya pengurangan retribusi 25% makan turun menjadi Rp6,55 miliar itu. Pendapatan retribusi terbesar masih di Pasar Bunder, Pasar Kota, Pasar Gemolong, Pasar Nglangon, dan Pasar Gondang. Target lima pasar itu sudah mencapai Rp3,95 miliar dan realisasi Rp3,96 miliar,” katanya.

Gli, Kucing Kesayangan Hagia Sophia Turki Sakit, Doa Terpanjat baginya

Pendapatan Daerah dan Realisasinya di per 31 Oktober 2020

No Pendapatan Target Realisasi Persentase
1 Pendapatan asli daerah (PAD) Rp309,6 miliar Rp328,2 miliar 106%
a. Pajak Daerah Rp79,5 miliar Rp95,3 miliar 119,7%
b. Retribusi Daerah Rp11,7 miliar Rp10,8 miliar 92,1%
2 Dana Transfer dari pusat Rp1,5 triliun Rp1,3 triliun

Sumber: BPKPD Sragen

Mobil Sedan Tabrakkan Diri ke Masjidil Haram, Bagaimana Kejelasannya?

Pendapatan Retribusi 5 Pasar Tradisional

No Pasar Tradisional Target Realisasi
1. Pasar Bunder Rp1.539.950.000 Rp1.499.256.326
2. Pasar Kota Rp975.300.000 Rp1.041.168.157
3. Pasar Gemolong Rp564.950.000 Rp532.046.174
4. Pasar Nglangon Rp445.737.500 Rp459.328.315
5. Pasar Gondang Rp432.512.500 Rp433.856.074
Total   Rp3.958.450.000 Rp3.965.655.046

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya