SOLOPOS.COM - Ilustrasi tertawa. (Freepik)

Solopos.com, SOLO–Pada usia 23 tahun orang dewasa mulai jarang tertawa alias  cenderung kehilangan selera humor mereka.  Hal ini berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh dua akademisi sekolah bisnis dari Stanford University di California.

Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa frekuensi orang dewasa tertawa atau tersenyum setiap hari mulai menurun saat mencapai usia 23 tahun. Mengutip laman Independent, temuan penelitian tersebut telah diterbitkan dalam buku berjudul Humour, Seriously.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Profesor psikologi di Stanford Graduate School of Business, Jennifer Aaker, dan dosen  Naomi Bagdonas, adalah dua nama penulis buku tersebut.
Dalam buku tersebut, Aaker dan Bagdonas menguraikan temuan dari survei yang dilakukan, yang melibatkan 1,4 juta orang dari 166 negara berbeda yang mengukur berapa kali mereka tertawa atau tersenyum dalam sehari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia rata-rata orang mulai jarang tersenyum dan tertawa adalah pada usia 23 tahun. Hal ini membuat mereka percaya bahwa memasuki dunia kerja pasti menjadi penyebab berkurangnya senyum dan tawa.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Kenapa Suka Stalking Mantan? Ternyata Ada Penjelasan Ilmiahnya

“Kita tumbuh dewasa, memasuki dunia kerja, dan tiba-tiba menjadi ‘orang yang serius dan penting’, menukar tawa dengan dasi dan celana panjang,” kata penulis seperti dilansir The Times dan ditulis Liputan6.com, Rabu (1/9/2021).

Aaker dan Bagdonas merupakan profesor yang mengkhususkan diri dalam mengajar siswa bagaimana menggunakan humor untuk keuntungan mereka di tempat kerja. Mereka mengklaim bahwa masalahnya adalah humor “kurang dimanfaatkan” di dunia kerja. Tetapi jika digunakan dengan benar, itu bisa menjadi “kekuatan super” perusahaan.

Penelitian mereka juga menemukan bahwa rata-rata anak berusia empat tahun tertawa hingga 300 kali per hari, sedangkan rata-rata anak berusia 40 tahun tertawa 300 kali selama 10 minggu.

“Bahkan jika Anda sendiri tidak nyaman melucu, selama Anda memahami nilai humor di tempat kerja, Anda bisa mendapatkan keuntungan darinya,” pungkas mereka.

Padahal berdasarkan penelitian, pada 1950-an orang dewasa bisa tertawa 18 menit dalam sehari. Namun sekarang orang-orang hanya bisa tertawa tidak lebih dari enam menit saja dalam sehari.

Baca Juga: WHO Naikkan Status Varian Mu Asal Kolombia Jadi VOI

Para ahli tepatnya menuturkan kalau orang dewasa di negara tersebut rata-rata hanya tertawa 7,2 kali saja per hari. Padahal tawa yang memicu kebahagiaan setidaknya harus dilakukan 15 kali dalam sehari.

Sementara itu, di dalam survey yang melibatkan 17 kota lain, orang dewasa di Norwich ditemukan tertawa 5,4 kali dalam sehari. Diikuti dengan kota Brighton (6,1 kali) dan Glasgow (6,2 kali). Kemudian, tawa yang cukup banyak ditemukan di kota Leeds (8,7 kali sehari).

Dari hasil tersebut, sebanyak 66 persen orang dewasa juga mengaku mereka cukup kesulitan untuk tertawa karena beberapa alasan. Misalnya masalah uang, cuaca buruk, pekerjaan, dan keluarga.

“Tertawa adalah indikator dari kebahagiaan dan membawa berbagai manfaat,” terang psikolog Anjula Mutanda, seperti  dikutip dari Indiatimes. Demi kesehatan mental, para ahli menyarankan sebaiknya lebih banyak tertawa setiap hari terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya