SOLOPOS.COM - Objek wisata Batu Seribu Sukoharjo. (kartasura.sukoharjokab.go.id)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pandemi Covid-19 mengakibatkan tidak adanya pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata di Kabupaten Sukoharjo. Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Sukoharjo, Richard Tri Handoko, mengatakan PAD pariwisata 2021 nihil lantaran penutupan objek wisata selama pandemi.

“Kemarin saat pandemi berpengaruh banget di pariwisata kita. Kita yang di Batu Seribu sempat tutup, sehingga murni tahun 2021 malah tidak ada pemasukan,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di Kantor DPRD Kabupaten Sukoharjo, Rabu (22/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada 2022, lanjut dia, target pemasukan pariwisata di Sukoharjo mencapai Rp560 juta. Hingga Mei 2022, realisasinya tercatat Rp140 juta atau sekitar 25% dari target. Dia menjelaskan total pendanaan yang terkumpul tidak hanya berasal dari pariwisata sukoharjo melainkan juga berbagai lini seperti olahraga.

Sementara retribusi desa wisata, ungkap dia, masih dalam pengelolaan desa, masuk dalam APBDes masing-masing sehingga tidak masuk APBD. Sementara pada bidang olahraga, pemasukan meliputi sewa retribusi gedung olahraga. Sedangkan pariwisata yang dikelola oleh pihak ketiga hanya dikenakan pajak.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo, Siti Laela, mengatakan objek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo hanya dua yaitu Makam Balakan di Mertan, Bendosari dan Objek Wisata Batu Seribu di Kecamatan Bulu.

Baca juga: Mengenang Arjo Parno, Perajin Gitar Pertama di Desa Ngrombo Sukoharjo

“Objek wisata yang dikelola Pemkab Sukoharjo hanya dua satu Objek Wisata Batu Seribu yang kedua objek wisata religi Makam Balakan. Karena itu milik pemerintah kami juga harus melaksanakan peraturan pemeriintah yang berlaku sehingga menutup objek wisata, sehingga pendapatan dari retribusi itu nol,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Senin (20/6/2022).

Sedangkan objek wisata yang lain seperti The Heritage Palace, Pandawa Water World, dikelola oleh pihak ketiga sehingga pemasukan dari pihak swasta hanya melalui pajak. Padahal pada 2021 beberapa objek wisata itu juga terimbas pandemi dan harus tutup.

Sulit Membagi Tugas

Dia mengatakan saat ini kesulitan yang dihadapi terkait kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang hanya sebatas Kepala Seksi Dinas Pariwisata. “Kurang SDM karena masih sekelas seksi jadinya kita kecuntalan [kewalahan], membagi tugas juga sulit. Padahal pariwisata tugasnya banyak apalagi harus mengikuti tren dan bisa berdampak ekonomi,” ujarnya.

Baca juga: Produk Unggulan Sukoharjo Ini Siap Unjuk Gigi di Hadapan Delegasi G20

Dia menambahkan pada tahun depan sudah direncanakan Seksi Pariwisata di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo akan dinaikkan menjadi Bidang Pariwisata yang tergabung dalam Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sukoharjo. Dia berharap dengan rencana itu, pariwisata di Sukoharjo dapat berkembang seperti di daerah lain.

Secara terpisah, Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Sukoharjo, Sukardi Budi Martono, menyebut akan menggandeng OPD demi menunjang PAD.

“Untuk menunjang PAD insya Allah nanti kita koneksikan dengan OPD untuk mengembangkan desa wisata. Kalau yang sudah berjalan biasanya menonjolkan wisata alam. Kalau kita hanya produk UMKM,” katanya saat dijumpai usai rapat komisi di kantor DPRD Kabupaten Sukoharjo, Senin (20/6/2022).

Baca juga: Sega Guwakan, Kuliner untuk Delegasi G20 di Desa Ngrombo Sukoharjo

Sementara ditanya terkait kemungkinan berdirinya Dinas Pariwisata pihaknya menyebut pilihan tersebut kurang maksimal mengingat potensi pariwisata Sukoharjo terbilang kecil. Hal tersebut juga akan berdampak pada bengkaknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya