SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pabrik Semen di kawasan Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, mendapat dukungan dari Bupati Rembang, Abdul Hafidz.

Semarangpos.com, SEMARANG – Bupati Rembang, Abdul Hafidz, berharap pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng, Rembang, eks Keresidenan Pati, akan terlaksana. Ia menilai hadirnya pabrik semen akan berdampak baik bagi perekonomian rakyat sekitar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Hafidz saat menggelar diskusi bertajuk Dampak Penutupan Pabrik Semen di Hotel Pandanaran, Semarang, Selasa (24/1/2017).
Hafidz menilai salah satu sektor yang mampu mengurangi garis kemiskinan di kawasan Pegunungan Kendeng adalah investasi di bidang tambang. Ia mencontohkan sejak ada tambang batu gamping di daerah Galdowo, Rembang, jumlah warga miskin terus berkurang.

“Sejak tambang mulai beroperasi tahun 1996 hingga saat ini sudah ada 14 perusahaan. Pada 1992 kemiskinan di wilayah itu mencapai 80%, tapi tahun 2015 turun menjadi 58% dan kemarin, 2015 tinggal 38% dari total jumlah penduduk yang ada,” ujar Hafidz.

Meski demikian, Hafidz mengaku 14 perusahaan batu gamping itu tidak secara menyeluruh beroperasi di Rembang. Mereka hanya mengambil batu gamping dari kawasan itu dan mengolahnya di luar Rembang.

“Beda sama pabrik semen yang rencana menambang dan mengolah di sana [Pegunungan Kendeng]. Jelas akan menjadi keuntungan secara langsung bagi masyarakat. Sayang, rencana itu dapat penolakan dari sebagian masyarakat. Padahal jika usaha penambangan itu sudah memenuhi segala perizinan tidak perlu ada gejolak,” tutur Hafidz.

Selain mendapat lapangan kerja dari pabrik semen, Hafidz menyebutkan masyarakat juga akan mendapat manfaat lain dari pabrik melalui program coorporate social responsibility (CSR). Dana CSR dari pabrik semen untuk masyarakat Rembang kabarnya mencapai Rp25 miliar, sementara investasi yang sudah ditanamkan berkisar Rp5 triliun.

“Saya terus terang iri dengan daerah tetangga yang lebih makmur karena memiliki pabrik skala besar, Blora ada pertamina, Tuban ada pabrik semen, dan Pati juga banyak industri-industri lainnya. Hla Rembang malah tenggelam,” tutur Hafidz.

Lebih lanjut, Hafidz menyampaikan efek ekonomi pendirian pabrik semen pasti ada. Namun, efek negatif juga ada yang membuat sebagian warga menolak.

“Kami akan terus memberi pengertian, sebagai pemerintah kami wajib melayani orang, kelompok maupun perusahaan yang mengajukan permohonan dengan syarat lengkap dan tidak melanggar aturan,” ujar Hafidz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya