SOLOPOS.COM - Tampilan Twitter terkait Petani Kendeng. (Twitter.com)

Pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng mendapat penolakan dari warga dengan aksi mengecor kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta.

Semarangpos.com, SOLO – Aksi protes yang dilakukan sejumlah warga yang mengaku sebagai warga Pegunungan Kendeng demi menolak keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di kawasan Pegungungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng) justru berbuah tragis. Salah satu peserta aksi protes yang mengecor kaki dengan semen di depan Istana Merdeka, Jakarta bertajuk Dipasung Semen Jilid 2, Patmi, 48, warga Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati meninggal dunia Selasa (21/3/2017) dini hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meninggalnya salah satu peserta aksi penolakan pabrik semen di Pegunungan Kendeng itu ramai diperbincangkan publik jagad maya (netizen) di media sosial Twitter. “Petani Kendeng” menjadi trending topic di Twitter setelah kabar meninggalnya Patmi mencuat.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut netizen di Twitter, Patmi meninggal dalam keadaan mulia karena meninggal saat memperjuangkan haknya. “Seorang petani mati adalah kematian yang mulia. Ditambah mati dalam membela hak-haknya. Selamat jalan, Bu Patmi,” cuit pengguna akun Twitter @Puthutea. Cuitan tersebut pun lantas di-retweet sebanyak ratusan kali.

Selain itu, netizen di Twitter juga menyayangkan respons pemerintah yang seakan mengabaikan aksi protes di depan Istana Merdeka tersebut. Tercatat hingga Selasa (21/3/2017) pukul 16.10, frasa “Petani Kendeng” telah dicuitkan sebanyak 3.529 kali oleh netizen.

Patmi yang menjadi salah satu dari 55 peserta aksi protes di depan Istana Merdeka, Jakarta sejatinya hendak pulang ke Pati dan akan meneruskan aksi penolakan terhadap pabrik semen dengan cara lain. Salah satu anggota Yayasan Desantara, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang melakukan pendampingan terhadap warga Kendeng penolak pabrik semen itu, Mokh Sobirin, menyebutkan Patmi meninggal dalam posisi cor semen yang ada di kakinya telah dilepas.

Sebelum meninggal, Patmi sempat mengeluhkan bahwa tubuhnya merasa tak enak. Tak lama kemudian, Patmi mengalami kejang-kejang dan muntah. Salah satu peserta aksi penolakan pabrik semen di Pegunungan Kendeng itu lantas dilarikan ke Rumah Sakit St. Carolus Salemba. Namun sayang, di tengah perjalanan, nyawa Patmi tak bisa diselamatkan. (Ginanjar Saputra/JIBI.Semarangpos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya