SOLOPOS.COM - Ilustrasi pabrik. (freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Kondisi perusahaan garmen di Boyolali diklaim masih relatif aman. Meskipun industri garmen di pasar internasional terpantau masih lesu hingga menyebabkan ancaman bagi para pekerja.

Ancaman tersebut seperti dirumahkan sementara, pemadatan jam kerja, atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Boyolali, M. Arief Wardianta menjelaskan kondisi perusahaan garmen di Boyolali masih relatif aman.

Arief mengaku sempat mendapat kabar beberapa perusahaan di Boyolali merumahkan para pekerjanya. Namun sejauh ini belum ada konfirmasi tertulis dari perusahaan yang bersangkutan.

“Saya dapat informasi ada beberapa perusahaan yang sudah merumahkan. Tapi saya belum dapat laporan tertulis. Sebetulnya ini [bila ada perusahaan yang merumahkan] harus dilaporkan tertulis pada kami,” ucap dia kepada Solopos.com di kantor dinasnya, Jumat (4/11/20220).

Baca juga: Soal Tunggakan Gaji di PT WJL, Kewenangan Pemkab Wonogiri Hanya Sampai Mediasi

Namun demikian, Arief menekankan kondisi perusahaan garmen di Boyolali masih relatif aman. Salah satu contohnya, Perusahaan Pan Brothers di Boyolali yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Sambi, Klego, dan Mojosongo.

“Kalau yang Butuh [Desa di Kecamatan Mojosongo] sama Klego saya konfirmasi, produksinya masih tetap, kalau yang Sambi dari informasinya sedikit menurun. Buyernya agak kurang, tetapi untuk kebijakan semacam perumahan belum ada,” terangnya.

Arief menekankan belum ada perusahaan garmen di Boyolali yang memberi keterangan secara resmi terkait kebijakan perumahan pekerja. Menurut Arif, perusahaan bisa menyikapi kondisi ini dengan mengurangi jam kerja

“Itu bisa untuk mengantisipasi pengurangan biaya produksi tanpa ada pemutusan hubungan kerja,” ucap dia.

Lebih lanjut, Arief melalui surat edaran menghimbau kepada perusahaan di Boyolali agar melaporkan apabila ada PHK. Idealnya, kata Arief, perusahaan saat melakuan PHK itu wajib melapor.

Baca juga: 74 Eks Karyawan PT WJL di Wonogiri Tuntut Gaji, Satwasker Surakarta: Laporkan!

“Karena kalau ada PHK kami akan koordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan, jangan sampai hak-hak pekerja tidak diberikan,” ucap dia.

Menurut Arief, keberadaan perusahaan garmen di Boyolali sangat penting untuk serapan tenaga kerja. Bahkan, kata Arief, data pengangguran terbuka di Boyolali masih sebanyak 30.000 orang berdasarkan data BPS.

“Keberadaan pabrik garmen sangat kami perlukan, karena pengangguran terbuka kami masih cukup tinggi apalagi sejak Covid-19,” jelas dia.

Walaupun situasi global tidak menentu, selaku pemerintah daerah, Arief berharap perusahaan bisa bijak menyikapi permasalahan di lapangan, tidak ada perumahan pekerja apalagi sampai PHK yang sifatnya permanen di Boyolali.

“kalau banyak pengangguran, otomatis permasalahan sosial pasti akan naik,” kata dia.

Baca juga: 74 Eks Karyawan PT WJL di Wonogiri Tuntut Sisa Gaji, Polisi: Bukan Pidana!

Arief berpesan agar perusahaan bisa selalu menjaga komunikasi dengan pemerintah, sehingga perusahaan bisa mengambil kebijakan yang terbaik bagi para pekerjanya saat situasi semakin memburuk.

Sementara, Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Diskopnaker Boyolali, Sutrisno mengatakan jumlah perusahaan garmen di Boyolali tercatat 23 perusahaan dari total 122 perusahaan di Boyolali.

“122 perusahaan itu dengan jenis perusahaan yang pekerjanya di atas 50 orang,” ucap dia di lokasi yang sama.

Sutrisno mengatakan serapan tenaga kerja dari perusahaan garmen di Boyolali mencapai 43.000 orang per Oktober 2022 dengan kalangan lulusan SMK/SMA yang mendominasi.

Baca juga: Kacau! PT WJL di Wonogiri Ingkar Janji Lunasi Tunggakan Gaji 74 Eks Karyawannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya