SOLOPOS.COM - Sejumlah warga eks-Gafatar berada di tempat penampungan di Detasemen Pembekalan dan Angkutan Kodam XII/Tanjung Pura di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (20/1/2016). Sebanyak 1.119 warga eks-Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dievakuasi dari Kabupaten Mempawah karena diusir paksa oleh masyarakat setempat pada Selasa (19/1/2016) tersebut, rencananya akan dipulangkan pemerintah ke daerah asal dengan menggunakan KRI Teluk Bone. J(JIBI/Solopos/Antara/Jessica Helena)

Organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dianggap sebagai organisasi terlarang menyusul banyaknya orang hilang yang bergabung dengan organisasi itu.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ternyata pernah berstatus sebagai organisasi masyarakat (ormas) resmi di Jawa Tengah (Jateng). Gafatar terdaftar sebagai organisasi resmi di Jateng pada kurun waktu 2011 hingga 2014.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Status Gafatar sebagai ormas resmi ini diungkapkan oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seusai menggelar rapat koordinasi terkait
pemulangan eks warga Gafatar dari Kalimantan Barat (Kalbar) ke Jateng di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (21/1/2016) siang.

“Dulu mereka sempat tergabung sebagai organisasi resmi di Jateng pada kurun 2011-2014. Tapi, setelah itu enggak diperpanjang lagi. Saat itu mereka rajin melakukan aktifitas sosial. Makanya, saat mereka mengunggah ke media sosial banyak foto-foto yang bareng sama pejabat
Jateng,” ujar Ganjar.

Ganjar mengaku saat masih terdaftar, Gafatar acap melakukan aktifitas sosial seperti membuat Kampung Pancasila dan beraktifitas di kegiatan pertanian. Namun, seiring perjalanan Ganjar justru kaget dengan ideologi organisasi ini yang justru menyimpang. Terlebih lagi, banyak orang yang bergabung dengan Gafatar justru meninggalkan keluarganya tanpa izin.

“Kita kaget, dengan banyaknya anggota yang bergabung tanpa izin dengan keluarga. Selain itu, dari catatan kita ajaran ini juga  menggabungkan semua agama jadi satu. Itu salah! Kemudian cara mereka men-quote dasar-dasar ajarannya juga salah,” imbuh Ganjar.

Terkait kepemulangan Gafatar ini, Ganjar mengaku Pemprov Jateng siap memfasilitasi. Bahkan, Pemprov siap mendirikan crisis center guna menampung para eks Gafatar itu sebelum kembali ke keluarganya.

Para eks anggota Gafatar sejumlah 1.529 orang ini pulang ke Jawa setelah pemukimannya di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) dibakar
masa, Selasa (19/1/2016). Mereka akan dipulangkan dari Kalbar via Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, dengan menggunakan tiga kapal TNI AL, Rabu (27/1/2016).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya