SOLOPOS.COM - Atur waktu bermain saat anak berpuasa (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--Orang tua sebaiknya atur waktu bermain saat anak berpuasa, terutama permainan yang menguras banyak energi. Hal ini untuk menghindari anak dehidrasi akut saat menjalankan ibadah ini di bulan suci Ramadan.

Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini. Orang tua mengatur waktu bermain saat anak berpuasa ini merupakan salah satu langkah mengenalkan dan membiasakan ibadah ini kepada buah hati. Jika waktu bermain saat anak puasa tidak diatur, si kecil bisa mengalami lemas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, Ayi Dilla Septarini, menganjurkan orang tua untuk mengatur jadwal bermain anak saat Ramadhan agar buah hati tidak kehabisan energi dan kuat berpuasa.

Setelah sahur dan Salat Subuh, buah hati boleh dibiarkan untuk tidur sejenak sebelum jadwal sekolah dimulai. Setelah shalat subuh sebaiknya batasi kegiatan anak, jangan biarkan anak jalan dalam jarak jauh atau melakukan olahraga yang menguras tenaga.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Waspadai Bahaya Sering Pakai Sabun Antiseptik untuk Mandi

"Biarkan mereka bermain satu jam sebelum Maghrib," kata Ayi Dilla yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam siaran resmi sebagaimana melansir Antara, Rabu (28/4/2021).

Ketika anak mulai berlatih puasa saat Ramadan, tubuh mereka menyesuaikan diri terhadap rasa lapar dan haus. Orang tua mungkin akan melihat anak-anak merasa lemas dan mengantuk, di sinilah pentingnya mengatur waktu bermain saat anak berpuasa. Selain itu, beri anak waktu untuk tidur siang, namun jangan sampai berlebihan.

"Tawarkan aktivitas seperti belajar mengaji, membaca buku, mewarnai, atau aktivitas yang menyenangkan lainnya," ujar dia.

Ajari anak puasa secara bertahap sesuai umurnya. Ayi mengatakan sebetulnya tidak ada patokan baku kapan waktu yang tepat bagi anak untuk berpuasa. Anak balita pun boleh berpuasa. Hanya saja, sebaiknya seorang anak dapat berpuasa secara bertahap, tidak langsung puasa sampai Maghrib.

Baca Juga: Coba Ini! 5 Takjil yang Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh

“Pada usia 4 tahun, anak cukup hanya dilatih dengan puasa selama 3-4 jam tanpa makan. Sedangkan, usia 5-7 tahun dikategorikan sebagai usia yang cukup untuk menanamkan pengertian tentang puasa dan makanannya. Pada usia ini, anak-anak cenderung sudah mulai berpikir kritis. Inilah masa-masa paling penting dalam kehidupan mereka,” katanya.

Oleh karena itu, sesuaikan waktu berbuka sesuai kemampuan anak. Ketika baru berlajar puasa, balita yang biasanya sarapan pukul 07.00 bisa diajari untuk menunda hingga pukul 09.00 atau 10.00. Setelah sarapan yang tertunda, ajak balita lanjut berpuasa hingga boleh makan lagi pukul 15.00, kemudian lanjut lagi berbuka puasa bersama pada Maghrib.

Dia mengatakan pada umumnya, hal-hal yang membuat anak lemas saat berpuasa adalah karena anak berpuasa tidak bertahap sesuai kemampuan mereka. Anak yang berusia di bawah usia 7 tahun merupakan kelompok yang lebih berisiko mengalami hipoglikemia apabila berpuasa. Selain itu, kelompok usia ini lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga dapat berdampak pada kemampuan di sekolah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya