SOLOPOS.COM - Puluhan anggota tim SAR gabungan bersiap mencari Muhammad Ali Zaiz, 12, warga Masaran yang hilang di Sungai Bengawan Solo, Minggu (9/7/2017). (Istimewa/Demang/BPBD Sragen)

Orang tenggelam Sragen, tim gabungan SAR dari 14 lembaga mencari keberadaan bocah Masaran yang hilang di Bengawan Solo.

Solopos.com, SRAGEN — Tim gabungan search and rescue (SAR) dari berbagai daerah dan lembaga secara intensif terus mencari jenazah Muhammad Ali Zaiz, 12, yang tenggelam di perairan Bengawan Solo mulai dari wilayah Desa Pilang, Masaran, sampai Jembatan Sari, Plupuh, Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hasil pencarian hari pertama, Sabtu (8/7/2017), masih nihil kendati sukarelawan SAR sudah dikerahkan secara optimal. Tim gabungan SAR yang berasal dari 14 lembaga itu dikoordinasi langsung oleh personel Badan SAR Nasional (Basarnas). Anggota tim SAR gabungan itu terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana (Tagana), SAR Himalawu, SAR MTA, SAR Karanganyar, Palang Merah Indonesia (PMI), dan delapan SAR lainnya.

Pencarian dilanjutkan Minggu (9/7/2017). Para anggota SAR berkumpul di rumah warga Dukuh/Desa Pilang RT 009/RW 002, Masaran, Sragen, yang dijadikan posko induk. Mereka juga menggelar apel bersama untuk menentukan langkah dan strategi pencairan korban hari kedua.

Pencarian pada hari pertama, Sabtu, pencarian dilakukan pukul 16.00 WIB-17.00 WIB dan tidak menemukan hasil. Padahal anggota tim SAR gabungan sudah dibagi menjadi empat regu.

Anggota Satgas BPBD Sragen, Joko Ari Atmojo alias Demang, menyampaikan rencana pencarian pada Minggu dengan cara penyisiran dan manuver di sejumlah lokasi dengan perairan dalam. Upaya itulah, kata dia, yang paling efektif untuk pencarian korban.

“Tim SAR gabungan menerjunkan tiga perahu karet tetapi ada satu perahu yang bocor dan harus diperbaiki. Ada tim yang juga menunggu atau nyanggong di Jembatan Sari, Plupuh. Penyelaman tidak dilakukan karena tidak efektif dan jarak pandangnya terbatas mengingat kondisi air Bengawan Solo keruh bercampur limbah,” ujar Demang saat dihubungi Solopos.com, Minggu siang.

Dia menyampaikan manuver perahu karet dengan membuat gelombang memutar lebih efektif untuk mencari jenazah korban di perairan dalam. Dengan teknik itu, kata dia, jenazah di kedalaman air bisa muncur ke permukaan. Selain itu, Demang menjelaskan aktivis warga yang menonton pencarian juga dibatasi.

“Kami mensterilkan lokasi pencarian korban. Motor korban tidak bisa sampai ke lokasi pencarian agar tidak mengganggu. Ya, masih ada beberapa warga yang melihat tetapi tidak seperti kemarin,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya