SOLOPOS.COM - Ilustrasi Suku Jawa (Instagram/@aey_priyandi)

Solopos.com, SEMARANG — Suku Jawa merupakan kelompok masyarakat yang mendiami sebagian besar wilayah Pulau Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah istimewa Yogyakarta (DIY). Tinggal di pulau paling padat membuat warga Suku Jawa menjadi penduduk dominan di Indonesia dengan persentase lebih dari 40 persen dari total penduduk.

Keberadaannya tidak hanya terkonsentrasi di daerah domisilinya saja, namun juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Bahkan ada beberapa populasi Suku Jawa di negara lain, seperti Malaysia, Singapura, Suriname, dan Belanda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keberadaan warga Suku Jawa di berbagai wilayah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya program transmigrasi pemerintah sebagai upaya pemerataan penduduk. Lalu yang paling umum adalah keinginan pribadi untuk merantau supaya mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Faktor yang terakhir adalah pernikahan, di mana salah satu pihak dari pasangan tersebut harus pindah mengikuti pasangannya tinggal di daerah lain.

Baca Juga: Akun YouTube BNPB Indonesia Diretas Ethereum

Keberadaan Suku Jawa di luar Pulau Jawa yang paling signifikan adalah di Provinsi Lampung dengan populasi lebih dari 4,8  juta penduduk. Jumlah populasi Suku Jawa di sana justru lebih dominan daripada suku asli setempat. Daerah berikutnya, yaitu di Sumtra Utara dengan populasi lebih dari 4,8 juta. Dengan jumlah tersebut, Suku Jawa menempati urutan kedua dalam populasi di Sumatra Utara dengan persentase 31 persen.

Jumlah populasi Suku Jawa yang cukup signifikan di berbagai daerah di Indonesia ini menjadi bukti bahwa Suku Jawa adalah kelompok masyarakat yang paling mudah diterima. Berdasarkan pantauan Solopos.com di kanal Youtube Nusantube, Kamis (9/12/2021), alasan Suku Jawa mudah diterima di antaranya:

Suka Mengalah

Suku Jawa, khususnya di Solo dan Yogyakarta dikenal dengan sifatnya yang kalem atau tenang sehingga cenderung lebih memilih untuk mengalah demi meredam ketegangan saat terjadi konflik. Sikap ini disukai oleh warga lokal di mana suku Jawa ini berada. Namun,  di saat yang bersamaan,  karena sikap yang suka mengalah dan berdamai ini, suku Jawa menjadi mudah dimanfaatkan.

Baca Juga: Target Golkar 2024: Rebut Suara di Kandang Banteng!

Mudah Membaur

Semangat kebersamaan warga Suku Jawa memang harus diakui. Mereka sangat ahli bersosialisasi dan menempatkan dirinya.  Di tempat rantauan, suku Jawa dikenal sebagai kelompok masyarakat yang mudah kenal satu dengan yang lain sehingga mudah bergabung dalam komunitas masyarakat. Perilaku mudah bergaul ini dalam istilah adat Jawa dikenal dengan sebutan Guyub, yang artinya adalah hidup rukun dalam kebersamaan.

 Sopan

Sejak Kerajaan Mataram Islam, Suku Jawa sudah diperkenalkan dengan budaya tata kerama, mulai dari penggunaan bahasa hingga sikap gaya tubuh yang harus dilakukan. Suku Jawa, khususnya di Solo dan Yogyakarta mengenal adanya tingkat pada Bahasa Jawa yang harus digunakan. Tata bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berbeda saat mereka harus berbicara dengan orang yang lebih tua atau dengan pejabat tinggi.

Walaupun suku Jawa tidak menggunakan Bahasa Jawa saat berada di tanah rantauan, mereka tetap menggunakan tata bahasa yang santun saat berbicara dengan orang lain.  Kadang, cara bicara suku Jawa yang kalem dan penuh kesantunan ini menjadi bahan olok-olok masyarakat karena dianggap kurang tegas dalam berbicara

Baca Juga: Postingan Warga DKI Jakarta Terpapar Omicron Dihapus, Kenapa?

Selain itu, sikap tubuh membungkuk saat melewati orang juga diajarkan sebagai sikap menghormati orang lain yang ada di sekitarnya sambil bilang ‘Nyuwun sewu’ yang artinya meminta izin untuk lewat. Biasanya, sikap membungkukkan badan ini dilakukan oleh anak muda saat berjalan melewati orang yang lebih tua. Namun tidak jarang juga sikap membungkukkan badan ini juga tetap dilakukan saat melewati kerumumnan orang meski tidak semua berusia lebih tua.

Ringan Tangan

Sebagai pendatang, suku Jawa mengerti bahwa sudah seharusnya mengikuti adat istiadat serta peraturan yang berlaku di tanah rantau. Hal inilah yang membuat suku Jawa mudah disukai oleh masyarakat setempat di tanah rantau. Mereka juga dikenal sebagai kelompok yang ringan tangan dan mereka tidak keberatan jika dia diminta bantuan berulang-ulang kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya