SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, saat berbicara dalam Peringatan Hari Aids Sedunia 2022 di Panti Marhaen, Kamis (1/12/2022). Ia mengungkapkan dari Januari – Oktober 2022, terdapat 88 ODHA baru di Boyolali. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Sejak Januari hingga Oktober 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat ada 88 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13 orang belum mau memulai pengobatan.

“Jadi rinciannya 75 ODHA baru sudah memulai pengobatan ARV [antiretroviral], ada delapan yang meninggal, kemudian 13 belum memulai pengobatan. Yang menolak pengobatan ada juga bagian dari yang meninggal,” ujar Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, dalam acara Peringatan Hari Aids Sedunia 2022 Kabupaten Boyolali di Gedung Panti Marhaen, Kamis (1/12/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puji mengungkapkan Dinkes Boyolali masih berjuang agar yang tidak mau menjalani pengobatan untuk mau berobat. Ia mengungkapkan dengan obat, setidaknya virus HIV/Aids dapat dorman atau tidak menjadi lebih serius.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan secara akumulatif ODHA di Boyolali hingga Oktober ada 572 ODHA. Sebanyak 394 dari 572 ODHA atau 68,88 persen sudah minum ARV.

Baca juga: 8 Ibu Hamil di Wonogiri Idap HIV, 5 di Antaranya Belum Punya Pasangan Resmi

“Dari data tersebut, perlu upaya untuk meningkatkan penemuan ODHA baru melalui screening sesuai SBM [Surveilans Berbasis Masyarakat], notifikasi pasangan, kemudian mencari ODHA yang lost to follow up atau hilang dari perawatan, selanjutnya ODHA yang belum minum ARV, serta perluasan layanan dan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) HIV/AIDS di Puskesmas,” ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, Dinkes Boyolali sudah memperluas test and treat berupa periksa Infeksi Menular Seksual (IMS), pemeriksaan HIV, perawatan dukungan dan pengobatan atau PDP HIV/AIDS di 14 layanan yaitu tiga di RSUD Pandan Arang Boyolali, RSUD Simo, dan RSUD Waras Wiris.

“Ada 11 Puskesmas ada di Boyolali I, Boyolali II, Teras, Banyudono I, Ngemplak, Nogosari, Andong, Ampel, Karanggede, Sawit, dan Juwangi,” jelasnya.

Ia juga menambahkan pada 28 – 30 November sudah ditambah PDP dari 10 Puskesmas yang sudah melayani PDP dan telah dilatih. Sehingga, total layanan ada 24 PDP di Kabupaten Boyolali terdiri dari 21 Puskesmas dan tiga rumah sakit umum daerah.

Baca juga: 25 ODHA Terima Bantuan Kewirausahaan dari Kemensos, KPA Solo: Biar Mandiri

Lebih lanjut, Puji berharap semoga dengan peringatan Hari Aids Sedunia 2022 bisa membawa kesadaran baru kepada masyarakat tentang penyakit tersebut.

Ketika masyarakat semakin sadar, maka upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids bisa dilakukan lebih optimal.

“Tidak apa-apa punya kasus yang meningkat, artinya screening kita bertambah baik. Semakin cepat ditemukan, semakin cepat diberikan dukungan dan pengobatan sehingga akan menjadi kabupaten Boyolali yang bebas HIV/AIDS,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Acara Peringatan Hari Aids Sedunia 2022 Kabupaten Boyolali, Teguh Tri Kuncoro, dalam sambutannya menjelaskan acara tersebut dihadiri oleh peserta dari 200 mahasiswa dengan rincian 100 orang Stikes Estu Utomo, 50 Universitas Boyolali, dan 50 Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Smaratungga.

Baca juga: Peroleh Bantuan dari Kemensos, ODHA di Klaten Ini Ingin Serius Beternak Bebek

Dalam acara peringatan Hari Aids Sedunia di Panti Marhaen tersebut, para mahasiswa mendapatkan pengetahuan terkait cara penularan HIV/AIDS, cara pencegahan, dan kasus-kasus tentang HIV/AIDS.

Lebih lanjut, Teguh menceritakan peringatan Hari Aids Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember karena hasil pertemuan Menteri Kesehatan seluruh dunia pada 1988 saat mendiskusikan program penanggulangan HIV/Aids.

“Tujuan ditetapkannya adalah untuk meningkatkan peran dan komitmen negara-negara di dunia dalam upaya pencegahan HIV/AIDS,” ujar dia.

Ia mengungkapkan diperlukan komitmen dan dukungan semua pemangku kepentingan untuk keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS. Beberapa pemangku kepentingan multi sektor seperti pemerintah pusat, daerah, akademi, praktisi masyarakat, swasta, dan media harus bekerja sama.

Sementara itu, salah satu peserta acara peringatan Hari Aids Sedunia 2022 di Boyolali asal Stikes Estu Utomo, Deviana Siska, mengungkapkan dirinya sangat senang karena dapat menghadiri kegiatan tersebut.

Baca juga: Cegah Narkoba dan HIV/AIDS di Perdesaan, TP PKK Klaten Gelar Lomba Inovasi Desa

“Manfaatnya jadi lebih tahu dan menambah wawasan tentang HIV/AIDS. Jadi tahu seberapa besar juga kasusnya di Boyolali,” ujarnya.

Setelah mengikuti acara tersebut, Siska jadi paham pentingnya masyarakat untuk tahu dengan HIV/AIDS agar tidak terjadi diskriminasi kepada ODHA.

“Sampai sejauh ini saya belum pernah tahu orang sekitar saya yang kena, akan tetapi dengan ilmu dari kegiatan ini saya akan menerima ODHA dan merasa tertantang sebagai mahasiswa kesehatan untuk mensosialisasikan terkait HIV/AIDS kepada masyarakat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya