Writing-contest
Jumat, 15 Januari 2021 - 00:00 WIB

Optimalisasi Go Digital dalam Program UMKM Onboarding di Masa Pandemi

Alda Klarissa Febiola, Zata Yumni Adania Tarisa Iskandar  /  Sma Al-islam I Solo  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Ayo Membaca, FAM 2021, writing contest FAM 2021,

Seperti yang kita ketahui, di masa pandemi ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mulai menurun. Bahkan saat pemberian pembekalan kepada alumni PPRA 60 dan 61 Lembaga Ketahanan Nasional, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi ini memang sulit untuk dicapai. Hal ini juga dapat dirasakan tidak hanya oleh pemerintah, namun semua masyarakat Indonesia juga merasakannya. Bahkan bisa dikata jika Indonesia sempat mengalami krisis perekonomian pada masa pandemi ini.

Hal ini memanglah wajar, karena pada masa pandemi ini, banyak perusahaan-perusahaan ternama yang akhirnya mengalami kerugian. Mulai dari Lucky Brand, Brooks Brothers, Muji, dan Sur La Table menutup lebih dari 1.000 gerainya di berbagai wilayah di Indonesia. Lalu apa kabar dengan nasib UMKM di Indonesia? Jelas UMKM pada masa pandemi ini tengah menjalani masa-masa sulitnya. Perusahaan-perusahaan besar saja bisa gulung tikar, bagaimana dengan UMKM? Pada masa pandemi ini, UMKM  menjadi salah satu sektor yang paling rentan dalam menghadapi masa pandemi ini. Seperti toko kecil yang menjual makanan, baju, sepatu, pedagang kaki lima dan usaha-usaha kecil lainnya. Usaha-usaha tersebut tentunya mengalami masa terpuruknya saat-saat seperti sekarang ini.

Advertisement

Hal ini dibuktikan dengan penuturan seorang pedagang kaki lima, Sumiah yang berjualan gorengan di salah satu halte di Jalan Sudirman, Jakarta pusat. Sumiah mengaku jika penghasilannya turun menjadi 50% sejak diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di daerah tersebut.

Contoh lainnya, kita bisa melihat pada masa pandemi ini banyak sekali toko-toko pakaian yang mengalami kebangkrutan. Hal ini dikarenakan selama pandemi jarang sekali orang-orang ingin bepergian kecuali karena benar-benar ada sesuatu yang mendesak. Sehingga, toko pakaian yang dikelola oleh beberapa masyarakat tidak lagi ramai oleh pelanggan. Untuk memancing pelanggan, tak jarang mereka sampai menurunkan harga menjadi sangat murah dibandingkan harga aslinya. Hal inilah yang menyebabkan toko tersebut mengalami kerugian ataupun kebangkrutan.

Ketua Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi menyatakan bahwa sebanyak 85,42% dari seluruh pelaku UMKM hanya mampu bertahan selama satu tahun di tengah pelemahan ekonomi di Indonesia akibat pendemi. Sementara itu, menurut Teten Masduki, sebanyak 47% UMKM harus gulung tikar pada masa pandemi ini. Melihat keadaan ini, tentu kita merasa miris karena membayangkan banyaknya masyarakat pelaku UMKM yang harus mengalami kesusahan akibat perekonomian yang memburuk. Bayangkan saja, berapa banyak usaha-usaha yang harus gulung tikar? Berapa banyak kepala keluarga yang tidak lagi bisa menafkahi keluarganya?

Advertisement

Melihat kondisi perekonomian Indonesia, tentu Bank Indonesia tidak tinggal diam. Bank Indonesia pun mengeluarkan sebuah program untuk menyikapi kondisi yang terjadi saat ini. Kita bisa menyebut program tersebut sebagai On boarding UMKM. Program ini merupakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk mengedukasi UMKM dan memberdayakan UMKM go digital. Dari penamaannya saja, kita bisa mengetahui jika program ini memanfaatkan kemajuan dan perkembangan teknologi internet dan juga digitalisasi. Program ini tentu memberikan semangat baru bagi UMKM agar mampu bertahan di era pandemi.

Dengan melalui edukasi On boarding UMKM para pelaku UMKM dapat bertahan dari pandemi Covid-19 dan mampu mengoptimalkan penggunaan digitalisasi seperti penggunaan e-commerce dan e-payment. Maka momen transformasi digital ini semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan. Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, healthy and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas.

Penelitian dari Sea Insights menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM di Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160% dengan peningkatan produktivitas mencapai 110%. Di mana pada masa pandemi ini, 45% pelaku usaha muda berjualan lebih aktif di platform e-commerce dan 1 dari 5 adalah pengguna baru e-commerce serta lebih dari 60% mengatakan bahwa  mereka akan secara permanen meningkatkan penggunaan platform digital dalam bisnisnya.

Advertisement

Seperti yang telah disebutkan, e-commerce bisa menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memasarkan dan mengembangkan bisnisnya pada masa pandemi. Pemanfaatan e-commerce dapat dilakukan guna memperluas akses pasar, membuka lapangan pekerjaan serta memberikan dampak positif bagi berbagai sektor pendukung bisnis e-commerce lain yang pada akhirnya dapat memberi kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia go digital.

Masyarakat kini banyak juga yang beralih menggunakan pembayaran digital/e-payment. Kita bisa melihat dari peningkatan pembayaran seperti internet banking dan mobile banking. Apalagi semenjak adanya pandemi, metode pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) lebih disarankan untuk dilakukan. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya. QRIS juga sudah terintregrasi di aplikasi mobile banking/mobile payment yang didukung 38 penyelenggara bank (BCA, BNI, BPD, dan lain-lain) dan non bank (Telkom, BSM, dan lain-lain)

Dari pemaparan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa program dari Bank Indonesia ini sangat membantu beribu-ribu pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnisnya. Bayangkan saja, dengan adanya program UMKM On boarding, banyak pelaku UMKM yang terselamatkan dari kebangkrutan dan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga keluarganya. UMKM kini tak hanya bergantung pada bisnis offline saja, namun dapat bersaing memasarkan produknya melalui bisnis online. Selain itu, dengan adanya metode pembayaran menggunakan QRIS ini bisa menekan angka penyebaran virus Covid-19.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif