SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Persiapan pembukaan RS darurat Kota Magelang. (Antara)

Solopos.com, SLEMAN- Rencana pengoperasian Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Respati di Sleman diundur dari jadwal semula. Penyebabnya, jumlah SDM Tenaga Kesehatan (Nakes) yang dibutuhkan belum memadai.

Semula, RS Darurat ini direncanakan beroperasi pada 10 Juli lalu. Dikarenakan membutuhkan SDM Nakes, Dinas Kesehatan (Dinkes) pun membuka lelang terbuka relawan kesehatan untuk bergabung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dinkes pun menargetkan operasional RS Darurat yang menempati gedung RS Medika Respati di Tajem, Maguwoharjo, Depok itu pada 12 Juli 2021.

Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Pemkot Jogja Siapkan SD untuk Shelter

Hingga penutupan pendaftaran sukarelawan nakes pada 7 Juli lalu, jumlah pendaftar khususnya untuk Nakes belum memadai. Padahal, Dinkes sempat memperpanjang proses pendaftaran sukarelawan karena sepi peminat.

“Akhirnya kami putuskan operasional RS Darurat mundur karena kendala rekruitmen SDM. Kami targetkan beroperasi pada Rabu 14 Juli (besok),” katanya, Senin (12/7).

Total kebutuhan untuk operasional rumah sakit ini, kata Joko, sebanyak 65 orang. Selain dokter umum (5 orang), apoteker (1 orang), perawat (24 orang). Sejumlah formasi lainnya yang dibutuhkan seperti cleaning service hingga petugas pemulasaraan jenazah.

“Untuk dokter masih kurang 2 orang. Untuk perawat masih perlu 20 orang, tenaga kebersihan butuh 10 orang. Petugas kamar jenazah di RS Darurat masih butuh 4 orang,” papar Joko.

Baca juga: 3.940 Personel PLN Jaga Keandalan Listrik Rumah Sakit di Jateng DIY

Sukarelawan RS Darurat

Dinkes, lanjut Joko, baru melakukan penandatanganan kontrak bagi pendaftar yang sudah dinyatakan lolos. Setelah itu dilanjutkan on job training selama dua hari. “Kami targetkan per hari Rabu (14/7) RS Darurat Covid ini bisa operasional penuh,” katanya.

Selagi menunggu dua hari persiapan operasional, Dinkes juga menyurati institusi TNI/Polri untuk meminta bantuan tenaga medis. Alasannya, RS Darurat tersebut sudah sangat mendesak lantaran saat ini tingkat keterisian kamar di rumah-rumah sakit rujukan di atas 95%. “Kami sudah surati TNI/Polri untuk meminta bantuan SDM Nakes,” katanya.

Sekadar diketahui, untuk tahap awal, bed yang disiapkan  sebanyak 50. Jumlah tersebut bisa bertambah jika kasus positif terus meningkat. Sebab kapasitas total rumah sakit ini sebanyak 200 bed. RSDarurat  ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 bergejala sedang. Masing-masing bed akan dilengkapi satu unit tabung oksigen.

“Modal awalnya Rp3 miliar, kami siapkan untuk peralatan dan kebutuhan lainnya. Layanan bagi pasien Covid-19 gratis seperti rumah-rumah sakit rujukan lainnya,” ucap Joko.

Baca juga: Pasutri di Bantul Meninggal Bersama di Dalam Rumah, Tetangga Heboh

Dandim 0732/Sleman, Letkol Inf. Arief Wicaksana mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sleman. Pihaknya juga sudah berkirim surat ke Mabes TNI meminta tenaga medis bantuan untuk RS Darurat.

“Kami dorong prajurit-prajurit yang punya skill kesehatan diminta untuk membantu sebagai tanaga medis. Tidak hanya Sleman, karena sejumlah daerah kondisinya sama. Kami tidak tahu berapa tenaga medis bantuan yang diberikan, tergantung perintah atasan,” katanya.

Untuk sementara, kata Arief, pihaknya bersama Pemkab menyurati kampus-kampus di Sleman. Agar mendorong mahasiswanya untuk melakukan praktek kerja lapangan baik di RS rujukan maupun selter. “Mereka bisa memperkuat nakes yang ada saat ini,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya