SOLOPOS.COM - Anggota Komisi III DPRD Kota Solo meninjau proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Jumat (22/10/2021). Proyek pembangunan PLTSa Putri Cempo saat ini sudah mencapai 50,3% dan ditargetkan selesai pada April 2022 mendatang. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa Putri Cempo di Mojosongo, Jebres, Solo, disebut-sebut memiliki angka pengeluaran untuk operasional cukup besar dan jumlah energi yang besar.

Tapi hal ini dibantah oleh Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono. Dihubungi Solopos.com, Rabu (8/6/2022), Prabang menyebut teknologi yang digunakan PLTSa Putri Cempo nantinya akan sangat efisien.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Istilahnya sekarang bukan PLTSa lagi tapi PSEL [Pengolahan Sampah untuk Energi Listrik] sehingga misi utamanya itu untuk pengolahan sampah agar terkelola dengan baik,” ujarnya.

Dampak positifnya, lanjut Prabang, pengelolaan sampah itu menghasilkan listrik yang akan dibeli oleh PLN sebagai income generating atau sumber pendapatan. Teknologi yang dipilih PLTSa atau PSEL TPA Putri Cempo, Solo, yaitu gasifikasi merupakan teknologi yang sudah maju.

“Emisinya sangat ramah lingkungan bahkan bisa dikatakan sangat minim sekali,” ujarnya. Bahkan, lanjut Prabang, selain limbah yang dihasilkan sangat minim, limbah tersebut masih bisa dikelola lagi menjadi bahan baku bangunan.

Baca Juga: Wow! PLTSa Putri Cempo Solo Diprediksi Hasilkan Rp57 Miliar Per Tahun

“Sesuai regulasi, emisi [gasifikasi] tersebut tidak masuk limbah B3 sehingga bisa dimanfaatkan dengan proses solidifikasi menjadi batako, sebagai bahan bangunan dan lain-lain,” lanjutnya.

Teknologi India

Mengenai energi yang dibutuhkan untuk operasional, dosen kelahiran Sleman, DIY, ini menampik energi yang dibutuhkan untuk PLTSa Putri Cempo Solo cukup besar. Menurutnya, teknologi yang digunakan untuk input energi PLTSa sangat efektif.

“Itu yang gasifikasi sistem plasma yang direncanakan dulu memang butuh energi besar. Tapi sistem gasifikasi yang digunakan nanti adalah teknologi angkur dari India. Ini tidak butuh energi sebesar plasma, sehingga bisa disuplai dari kelebihan energi yang dihasilkan,” jelasnya.

Baca Juga: Walah! Uji Coba PLTSa Putri Cempo Solo Tertunda Lur, Ini Penyebabnya

Operasional PLTSa Putri Cempo Solo rencananya diuji coba pada akhir Juni ini dan akan beroperasi penuh pada 2023 mendatang. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah & Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo Arthaty Mulatsih, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (7/6/2022), mengatakan uji coba mesin PLTSa diundur.

Hal itu karena masih butuh persiapan secara matang dari bahan baku hingga mesin. “Uji coba mesin PLTSa masih dalam proses persiapan, rencananya akhir bulan ini. Karena masih menunggu mesin batch kedua dan persiapan pre-treatment untuk bahan baku,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya