SOLOPOS.COM - Pemeriksaan kadar air beras di Gudang Bulog Gadang, Malang, Selasa (19/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Operasi pasar akhir tahun ini untuk menyalurkan beras sebanyak 16,25 ton.

Harianjogja.com, JOGJA—Menekan harga beras, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) DIY, segera menggelar operasi pasar murni beras tahap III tahun ini sebanyak 16,25 ton.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada OP tahap I Disperindagkop dan UKM DIY telah melakukan operasi pasar beras sebanyak 13,75 ton, dan tahap II sebanyak 20 ton beras.

“Operasi pasar murni beras ini untuk menekan harga beras di pasaran,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindagkop dan UKM DIY, Eko Wiyoto, Rabu (18/11/2015).

Rencananya, operasi beras tahap III ini akan digelar pada 20 November sampai 4 Desember mendatang. Eko mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan semua Disperindagkop kabupaten dan kota.

Dalam koordinasi yang juga dihadiri oleh Bulog Divre DIY tersebut, kata Eko, baru Kabupaten Kulonprogo yang mengajukan operasi pasar beras. Sementara kabupaten lainnya belum mengajukan.
Menurut Eko, berdasarkan pengalaman sebelumnya, biasanya yang mengajukan operasi pasar beras tidak jauh dari pemerintah kabupaten Sleman, Kulonprogo, dan Kota Jogja.

“Bantul jarang mengajukan karena panen. Sementara Gunungkidul tidak mengajukan karena bertepatan dengan penyaluran raskin,” papar Eko.

Saat ini harga beras di pasaran mencapai Rp10.000 lebih per kilogram. Sementara dalam operasi pasar murni beras tahap III ini harga per kilogram Rp7.500. Naik dari tahap sebelumnya, yakni Rp7.400 pada tahap II dan Rp6.800 tahap I.

Sementara itu, Kepala Bulog Divre DIY, Langgeng Wisnu Andi Nugroho, mengatakan stok beras Bulog DIY saat ini aman sampai Februari 2016 sehingga tidak perlu impor dari luar. Stok beras Bulog DIY sampai Minggu (15/11/2015) sebanyak 20.463 ton.

Langgeng mengatakan, tiap hari pihaknya terus menambah stok beras sebanyak 100-200 ton yang dibeli dari petani lokal, seperti Bantul, Sleman, dan Kulonprogo. Namun akhir-akhir ini stok dari petani terus berkurang dan petani belum mulai tanam kembali, sehingga menyebabkan beras di pasaran naik.

Ia menyebutkan, sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras setara beras bulog untuk raskin masih stabil sekitar Rp8.000 per kilogram. Namun untuk harga beras jenis IR Super Rp10.600 per kilogram per pekan lalu.

“Pekan ini naik menjadi Rp10.727 per kilogram,” kata Langgeng.

Demikian juga harga beras IR1 pada pekan lalu masih berkisar Rp9.970 per kilogram. Namun, pekan ini sudah mencapai Rp9.995. Pelaksana Tugas Kepala Disperindagkop dan UKM DIY, Kadarmanta Baskoro Aji juga menegaskan hingga saat ini pihaknya tidak perpikir untuk melakukan impor beras.

“Bersama Bulog kami siapkan stok beras lokal,” kata dia di DPRD DIY, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya