SOLOPOS.COM - Eko Yuli Irawan (Reuters)

Eko Yuli Irawan (Reuters)

Air mata lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan tumpah begitu dia dipastikan berhak meraih medali perunggu Olimpiade London 2012 dari angkat berat kelas 62 kg di Excel London, Selasa dinihari WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebenarnya atlet berusia 23 tahun itu sudah pasrah ketika lifter Kolombia, Oscar Alberiro Figuera Mosquera mampu membuat angkatan clean and jerk 177 kg. Sementara dia sudah tidak punya kesempatan lagi untuk memperbaiki hasil angkatannya, plus masih ada lifter China Zhang Jie yang berpeluang menggeser posisinya dari jalur perebutan medali.

Tapi takdir memang sudah menggariskan Eko yang semasa kecil kerap menggembala kambing, untuk menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade London.  Wajahnya sempat tampak menegang saat menanti atlet China, Zhang Jie melakukan angkatan terakhirnyan 178kg. Namun Zhang gagal. Eko pun dipastikan mengklaim medali perunggu di pesta olahraga multicabang terakbar di dunia tersebut.

“Saya bersyukur masih diberi kesempatan, kalau dia [Zhang] berhasil saya tidak bisa dapat medali,” jelas Eko.

Kendati tampil dengan tulang kering dibebat akibat cedera menjelang SEA Games setahun lalu, Eko tetap tampil percaya diri di hadapan juri dan penonton yang memenuhi arena pertandingan. Eko membukukan total angkatan 317 kg dengan rincian angkatan snatch 145kg dan clean and jerk 172kg.

Dilansir situs resmi Olimpiade London 2012 (www.london2012.com), sedangkan Oscar Albeioro merenggut medali perak di nomor ini. Lifter Kolombia itu mencatat total angkatan 317 kg dan membukukan rekor baru olimpiade di angkatan clean and jerk dengan torehan angkatan 177 kg. Sementara lifter Korea Utara, Un Guk Kim meraih medali emas dengan total angkatan 327 kg.

“Ini prestasi terbaik yang bisa saya peroleh, mungkin memang rejekinya masih perunggu,” ujar Eko.

Keluarga Sederhana

Eko pun kembali mengenang bagaimana ia mulai menekuni cabang olahraga yang membesarkan namanya itu, saat masih berusia 11 tahun. Eko yang lahir dari keluarga sederhana, ayahnya penarik becak dan ibu penjaja sayur, mengatakan awalnya menekuni angkat besi karena diajak ikut berlatih.

“Dari tiga orang yang mengawali latihan sama-sama, yang dua menyerah tidak melanjutkan latihan,” kata Eko yang tertarik dengan angkat besi karena sering menyaksikan latihan.

Suami Masitah yang sedang menanti kelahiran anak pertama mereka itu mengatakan dalam latihan dan bertanding pun ia selalu memasang target lebih tinggi dan berusaha mencapainya. Pelatih Eko, Lukman mengaku bangga dengan prestasi atlet asuhannya itu. Meskipun Eko “hanya” meraih perunggu, sama seperti yang diperolehnya empat tahun lalu di Beijing, prestasinya dinilai menyamai peraih medali perak.

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng yang menyaksikan langsung Eko beraksi, mengucap syukur akhirnya kontingen Indonesia berhasil meraih medali pertama di London. “Mudah-mudahan ini menjadi pembuka dan pemacu bagi atlet-atlet lain untuk meraih medali perunggu, perah bahkan emas untuk Indonesia,” katanya.

Sementara itu lifter Indonesia lainnya Muhammad Hasbi menempati urutan ketujuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya