SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel bisnis. (Reuters)

Solopos.com, SOLO— Okupansi hotel berbintang di Soloraya sekitar 20% - 30% pada triwulan I 2021. Tingkat penghunian kamar (TPK) kamar yang masih rendah ini dipengaruhi masih adanya pandemi Covid-19.

Meskipun begitu, revenue hotel tak hanya tergantung penjualan kamar, tapi juga produk lainnya seperti acara pernikahan, event meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE), dan lain-lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Lorin International Hotel (LIH), Purwanto Yudhonagoro, mengatakan bisnis perhotelan di Solo dan sekitarnya mulai menggeliat meski okupansi masih rendah. Tak bisa dimungkiri pasar hotel yang ada di sini sebagian besar mengandalkan MICE. Dalam hal ini, 60% - 70% pasar tersebut datang dari sektor pemerintahan.

Baca Juga: Galeri Investasi Edukasi, Program BEI Sasar Pelajar SMA

“Okupansi di Solo [sekitarnya] masih rendah. Okupansi memang masih memprihatinkan paling 25%, tapi ya bersyukur. Dalam kondisi pandemi, survival aja dulu jangan berharap profitable dulu. Kami belum bisa memastikan apakah hotel bisa rebound tahun ini meski sudah ada vaksin mengingat masih ada pandemi serta adanya pembatasan-pembatasan dari pemangku wilayah,” kata dia, kepada wartawan, Senin (15/3/2021).

Dalam hal ini, di tengah minimnya demand, bisnis perhotelan harus berinovasi. Tidak hanya mengandalkan penjualan kamar, namun produk-produk lainnya, seperti wedding, meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE). Salah satu yang cukup menjanjikan adalah produk food and beverage (FB).

Baca Juga: Berawal Dari Iseng, Pria Klaten Sukses Bisnis Akuarium Dari Ban Bekas

Harapan Naik

Ketua Bidang Humas dan Promosi BPC PHRI Solo, Sistho A Sreshtho, mengatakan pada triwulan I 2021 trennya masuk low season sehingga okupansi hotel terbilang rendah. Kondisi ini makin berat lantaran pandemi Covid-19 tak juga usai. “Okupansi hotel memang masuk low season pada tiga bulan pertama 2021 ini. Januari 2021 sekitar 20%, lalu Februari 2021 ada kenaikan di angka 28% - 30%. Pada Maret harapannya naik. Trennya sebelum puasa, tamu khususnya government banyak menghabiskan untuk meeting,” papar dia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan BPS mencatat TPK hotel bintang di Kota Solo pada bulan Januari 2021 tercatat sebesar 23,20% atau mengalami penurunan sebesar 10,91 poin dibanding TPK Desember 2020 yang tercatat sebesar 34,11%.

“Penurunan TPK yang cukup signifikan terjadi pada klasifikasi hotel bintang 4+ yang turun 13,94 poin. TPK tertinggi tercatat sebesar 27,29% terjadi pada hotel bintang 2. Sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel bintang 3 yang hanya mencapai angka 17,54%. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, TPK hotel bintang Januari 2021 secara rata-rata turun 24,61 poin,” ungkap dia.

Baca Juga: Alhamdulillah Perekonomian Indonesia Mulai Menggeliat, Ini Buktinya

Di sisi lain, Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang pada Januari 2021 mencapai 1,31 malam atau mengalami penurunan 0,03 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 1,34 malam. Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang yang terlama terjadi pada hotel bintang 4+, yakni 1,47 malam.

Sedangkan rata-rata lama menginap yang terendah terjadi pada hotel bintang 1, yakni 1,14 malam.
Sementara itu, Public Relations Fave Hotel Solo, Nonik Ratna Dewi, menjelaskan okupansi kamar hotel pada Januari - Maret 2021 adalah 40% untuk Fave Hotel Manahan dan 38% untuk Fave Hotel Solo Baru.

“Kamar ini menyumbang sekitar 80%-an dari keseluruhan revenue hotel. Sisanya food and beverage dan MICE,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya