SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat herbal (JIBI/Solopos/Dok)

Kanalsemarang.com, SEMARANG—Obat herbal mulai dilirik pasar global sehingga perlu ada peningkatan produksi dari dalam negeri, ujar Direktur Utama PT Phapros Tbk Iswanto.

“Untuk Phapros sendiri produk obat herbal berbahan alami tradisional berhasil menyumbang penjualan sebesar lima persen,” ujarnya seperti dikutip Antara, Selasa (9/9/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, dua produk herbal yang berkontribusi dalam penjualan Phapros yaitu Tensigard dan X-gra. Produk tersebut mengandung tanaman herbal kumis kucing dan seledri untuk Tensigard, sedangkan tanaman pasak bumi dipakai untuk X-gra.

“Untuk meningkatkan penjualan, kami berencana memasarkan produk tersebut ke luar negeri karena ternyata produk herbal banyak diminati oleh pasar asing,” jelasnya.

Dalam waktu dekat ini Phapros akan melakukan ekspor dua produk tersebut ke Afganistan dan Nigeria, menurutnya dua negara tersebut sebelumnya sudah menjadi negara tujuan ekspor PT Phapros salah satunya untuk produk Antimo.

Untuk bahan baku dapat diperoleh dengan mudah di Indonesia, selain itu dari segi jenis tanaman sudah mulai banyak yang mengembangkannya.

“Untuk pengembangan ke depan memang butuh standarisasi dari produk herbal itu sendiri karena kami harus menyesuaikan dengan standar negara tujuan,” jelasnya.

Menurutnya, ekspor dilakukan bukan hanya untuk mendongkrak pertumbuhan industri farmasi dalam negeri tetapi juga sebagai momentum untuk mengenalkan potensi alam Indonesia salah satunya tanaman tradisional.

Sementara itu Pakar Bidang Farmasi UGM Yogkakarta Prof Edi Meiyanto mengatakan untuk memasarkan obat herbal secara luas perlu didukung oleh sejumlah pihak terutama yang terkait dengan regulasi.

Dikatakan, penggunaan produk herbal untuk pengobatan secara universal membutuhkan komitmen bagi berbagai pihak karena produk tersebut berpotensi untuk meningkatkan persaingan global apalagi akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

“Beberapa pihak yang harus berkomitmen terkait produksi dan pemasaran obat herbal ini di antaranya Pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan lembaga riset,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya