SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenggorokan (JIBI/Dok)

Obat herbal berupa pengobatan gurah diyakini sejumlah pihak mampu mengatasi beberapa penyakit.

Solopos.com, SOLO — Sering kita mendengar terapi gurah di kalangan masyarakat. Mereka menganggap gurah mampu menyembuhkan sejumlah penyakit pernapasan seperti flu berkepanjangan. Bahkan dalam perkembangannya, terapi gurah dimanfaatkan sebagian orang untuk membuat suara lebih merdu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gurah merupakan terapi dengan mengeluarkan lendir kotor yang ada di tubuh manusia. Caranya, dengan memasukan ramuan obat ke rongga hidung maupun mulut.

Sejumlah penyakit seperti sinus, polip, bronkitis, asma, flu berkepanjangan, mengorok, atau sekadar membuat suara lebih lembut bisa diatasi dengan terapi gurah.

Pemilik pengobatan tradisional Bejoyo Waras, Karanganyar, Bejo Hardiyanto, mengatakan ada tiga tingkatan dalam terapi gurah. Ketiga tingkatan tersebut terdiri atas tingkatan dingin, hangat, dan panas.

“Perbedaannya pada ramuan ketiga tingkatan itu. Gurah tingkat dasar yang terasa dingin menggunakan ramuan Srigunggu, baik itu akar, daun, maupun kulit yang dicampur dengan madu dan bawang putih,” terang dia saat ditemui Solopos.com di tempat kerjanya, Rabu (17/12/2014).

Lebih lanjut Bejo menuturkan terapi tingkat dasar tersebut untuk membuat suara lebih merdu. Tingkatan kedua dari terapi gurah adalah penambahan bawang merah dan lada pada ramuan tingakatan pertama.

Tingkatan terakhir yang menimbulkan panas, imbuh Bejo, dengan menambahkan cabe pada ramuan gurah tingkat kedua. “Gunanya sesuai dengan kekentalan lendir masing-masing orang. Semakin kental lendir berpenyakit itu, semakin tinggi tingkatan ramuan yang digunakan pada terapi gurah,” imbuh dia.

Namun, lanjut Bejo, pada terapi tingkat kedua, pasien sudah merasakan perbedaan kondisi saluran pernapasannya. Untuk terapi penyakit pernapasan akut, biasanya pasien melakukan dua sampai empat kali terapi gurah.

Paru-Paru

Terapi gurah juga dapat mendeteksi beberapa penyakit seperti paru-paru. “Kalau lendir yang keluar berwarna merah, sudah bisa dipastikan pasien tersebut bermasalah pada paru-parunya. Bisa karena kebiasaan merokok, ataupun faktor genetika,” ujar dia.

Tetapi jika lendir yang keluar berwarna hijau, lanjut Bejo, penyakit yang berhubungan dengan lambung seperti mag yang terdeteksi. Setelah melakukan terapi gurah, pasien dilarang memakan makanan berlemak seperti gorengan dalam kurun waktu satu sampai dua minggu.

Dua teknik gurah yang digunakan seseuai dengan keluhan penyakit pasien. Jika pasien memiliki keluhan penyakit di hidung seperti sinusitis maupun polip, ramuan diteteskan langsung ke rongga hidung.

“Sedangkan jika penyakit seperti batuk, radang tenggorokan, ramuan itu diminum dan pasien langsung telungkup untuk memuntahkan lendirnya,” jelas Bejo.

Sebelum melakukan teknik gurah, pasien disarankan mengisi perutnya dengan makanan. Hal tersebut agar lendir yang kental dan berpenyakit bisa keluar dengan cepat. Jika perut kosong, terapi gurah memerlukan 30 menit sampai satu jam. Sedangkan perut terisi akan mempercepat sampai 10 menit saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya