SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat herbal (JIBI/Solopos/Dok)

Obat herbal terkadang menimbulkan reaksi awal bagi pengonsumsinya sehingga harus diketahui solusinya.

Solopos.com,  SOLO – Mengonsumsi ramuan herbal tidak bakal menimbulkan efek samping. Hanya saja, pasien akan mengalami direction of cure (DOC) atau proses reaksi awal dalam tubuh saat menerima asupan herbal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Herba Penawar Al Wakhida Indonesia (HPAI) Solo Raya, Ahmad Syarif Hidayatulloh, mengatakan efek itu bermacam-macam tergantung keluhan dan herbal yang dikonsumsi.

“Misalnya untuk sakit batu ginjal, setelah minum ramuan herbal pinggang jadi sakit. Kalau yang kena penyakit mag, jadi mual, pusing, muntah dan keluar keringat dingin. Supaya tidak salah paham, memang ada DOC pada awal penggunaan herbal,” terangnya saat berbincang dengan solopos.com di Business Center HPAI Solo Raya di Jetak, Gondangrejo, Karanganyar, pekan lalu.

DOC sering disalahartikan sebagai dampak atau efek penggunaan obat herbal. Padahal, DOC adalah tanda terjadinya crisis healing sehingga jika pasien tidak mengalami DOC, bisa diartikan obat herbal yang ia konsumsi tidak bekerja.

Namun, pasien harus memahami ada beberapa hal yang harus dilakukan setelah dirinya mengalami DOC. Pertama, kurangi dosis dari obat herbal tersebut. Kedua, perbanyak minum air putih hangat. Ketiga, ubah pola konsumsi kalau biasanya sebelum makan, jadi setelah makan. Keempat, sinergikan dengan herbal yang lain.

“Dalam herbal, ada konsep untuk tidak mengkonsumsi herbal tunggal dan menggunakan herbal lain sebagai penyeimbang,” terangnya.

Dalam kasus penyakit batu ginjal, keci beling dan tempuyung memang berfungsi sebagai peluruh alami. Namun akan lebih baik jika pasien menyinergikannya dengan mengonsumsi minyak zaitun dan madu.

Minyak zaitun dan madu adalah herba sunnah [mengikuti ajaran Nabi Muhammad] yang sifatnya mendinginkan. Biasanya mengkonsumsi keci beling dan tempuyung akan membuat pinggang dan air seni terasa panas. Imbangi pula dengan banyak minum air putih hangat.
“Kalau menggunakan obat herbal yang dijual di pasaran, sebaiknya dihabiskan. Ada beberapa kasus konsumen yang menghentikan konsumsi obat herbal HPAI (Ginextrac) sebelum seluruh obatnya habis karena merasa sudah sembuh. Ternyata beberapa bulan kemudian, batu ginjalnya muncul lagi,” papar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya