SOLOPOS.COM - Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Kira-kira apa sih arti dari Wonogiri, salah satu kabupaten terluas yang ada di Jawa Tengah?

Kabupaten yang berbatasan langsung dengan DI Yogyakarta ini menyimpan pesona alam yang begitu indah. Mulai dari perbukitan hingga pantai bisa Anda temui di sini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karena mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan, banyak yang penasaran mengenai sejarah dan juga asal usul dari Wonogiri.

Baca Juga: Oleh-oleh Berjamur & Parkir Mahal, Ini Cerita Viral dari Malioboro

Bukan hanya itu saja, ada juga yang ingin tahu apa sih arti dari kata Wonogiri?

Mengutip dari situs resmi milik Pemkab Wonogiri, asal kata Wonogiri berasal dari bahasa Jawa. Wono yang berarti hutan atau alas dan giri yang memiliki makna gunung atau pegunungan. Nama ini menggambarkan kondisi wilayah Wonogiri yang memang sebagian besar berupa sawah, hutan dan gunung.

Baca Juga:  Apa Perbedaan Nyadran dan Ruwahan, Tradisi Menjelang Ramadan?

Berarti Gunung dan Hutan, Cerita Asal Usul Wonogiri

Sementara itu, sejarah berdirinya Wonogiri ini dimulai dengan embrio kerajaan kecil di Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri. Wilayah tersebut didatangi Raden Mas Said untuk menyusun strategi melawan ketidakadilan. Strategi itu ditulis pada batu khusus yang kini dikenal dengan nama Watu Gilang.

Bersama dengan pengikut setianya, dibentuklah pasukan inti kemudian berkembang menjadi perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku Kawandoso Joyo.

Baca Juga:  Kenapa Sate Ayam Identik dengan Madura?

Dukungan dari rakyat Nglaroh kepada perjuangan Raden Mas Said juga sangat tinggi yang disesepuhi oleh Kyai Wiradiwangsa yang diangkat sebagai Patih. Dari situlah awal mula suatu bentuk pemerintahan yang nantinya menjadi cikal bakal Wonogiri.

Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik pertempuran dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya meluas meliputi Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak ke meja perundingan guna mengakhiri pertempuran.

Baca Juga:  Sampah Sirkuit Mandalika Berserakan, Curhatan Petugas Kebersihan Viral

Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I.

Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret 1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan Paku Buwono III dan Sultan Hamengkubuwono I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang (daerah Wonogiri bagian timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar Wuryantoro dan Baturetno), Matesih, dan Gunung Kidul.

Baca Juga:  Doa Saat Ziarah Kubur Sesuai Ajaran Rasulullah SAW

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya