SOLOPOS.COM - Produk sepatu bayi D'Paras Boyolali. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO-– Di saat banyaknya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kembang kempis hingga gulung tikar karena pandemi Covid-19, namun tak berlaku bagi usaha yang digeluti Tutik Hariani, 39, warga Boyolali, Jawa Tengah.

Produk sepatu bayi dengan label D’Paras beralamat di Jalan Pandawa Nomor 35 Krapyak, Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Boyolali ini mampu bangkit di tengah pandemi corona. Tak tanggung-tanggung omset penjualannya melejit dari Rp1 juta menjadi Rp12 juta per bulan dalam hitungan bulan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemilik D’Paras, Tutik Hariani menuturkan awal memulai memproduksi sepatu bayi dikerjakan saat awal pandemi Corona melanda Indonesia akhir Februari 2020 lalu. Saat itu usaha handicraft yang lebih dulu ditekuninya meredup dan nyaris bangkrut. Hingga akhirnya harus memutar otak agar usahanya terus berlanjut.

Baca Juga: Nava Hotel Hadirkan Chinese Set Menu, Pas Untuk Keluarga

“Sebelumnya usaha handicraft sudah lumayan. Banyak pemesan berdatangan, seperti untuk hantaran nikahan, lamaran dan lainnya. Tapi awal Corona masuk Indonesia, usaha saya ini redup karena larangan menggelar hajatan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (13/8/2021).

Tutik lantas tak berdiam diri. Melihat tren meningkatnya angka kehamilan dampak lockdown karena pandemi Corona, Tutik pun memberanikan diri memproduksi sepatu bayi dari berbekal keahliannya menjahit.

Di awal produksinya, Tutik mampu membuat 100 buah pasang sepatu bayi. Dengan mengandalkan jaringan lama usaha handicraft serta teman dan koleganya, usaha sepatu bayi tersebut dilirik pasar.

“Waktu itu sebulan hanya menjual 100 pasang sepatu bayi. Dengan pembeli hanya lokalan Boyolali saja,” tuturnya.

Baca Juga: Lampu Bambu Karya Wong Kulonprogo Ini Sukses Tembus Pasar Jepang

Penjualan Meningkat Tajam Saat Pandemi

Produk sepatu bayi D'Paras Boyolali. (Istimewa)
Produk sepatu bayi D’Paras Boyolali. (Istimewa)

Usaha sepatu bayi D’Paras semakin berkembang. Dalam waktu tiga bulan terakhir, penjualannya meningkat tajam. Dari produksi 100 pasang sepatu bayi, menjadi 1.000 pasang sepatu per bulannya setelah memaksimalkan penjualan secara online.

Tutik menjadi salah satu dari 50 peserta UMKM dan lolos mendapat pendampingan Virtual Expo 2021. Event yang merupakan kerja bareng Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo dan Solopos Media Group tersebut menyasar UMKM Soloraya agar go digital. Tutik memaksimalkan media digital dan media sosial untuk memperluas pasar dan mengerek pendapatan.

Baca Juga: Dukung Penanganan Covid-19, PLN Siap Produksi Hingga 2 Ton Oksigen per Hari

“Saya memanfaatkan channel digital media sosial, dan merambah e-commerce. Seperti lewat Shopee, Tokopedia dan lainnya,” katanya.

Tak ayal dari produksi secara mandiri, akhirnya Tutik merekrut empat orang tenaga kerja untuk membantu memenuhi tingginya permintaan pasar. Tiga orang tenaga kerja khusus tukang jahit dan satu orang tukang potong kain. Omset penjualan tercatat dari Rp1 juta per bulan, sekarang mencapai Rp12 juta per bulan.

Pemasaran produknya pun menembus pasar Luar Pulau Jawa. Selain sepatu bayi, kini Tutik memproduksi baju dan bandana bayi. Harga setiap produknya dijual sangat ramah dikantong, mulai Rp12.000 hingga Rp84.000.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya