SOLOPOS.COM - Widya, ibu tiga anak di Kota Batu, Malang, Jawa Timur saat diwawancarai Sudarso Arief Bakuama di tempat kerjanya pada 22 Desember 2021 lalu. (Thayyibah Channel)

Solopos.com, MALANG — Seorang ibu rumah tangga asal Batu, Malang, Jawa Timur bernama Widya mengaku menjadi salah satu peserta patungan usaha yang digalang Ustaz Yusuf Mansur.

Mengaku mentransfer uang Rp10 juta ke rekening Yusuf Mansur pada 2013, kini ia berharap uangnya tersebut dikembalikan karena dirinya butuh uang untuk membayar sekolah anaknya.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Saya butuh, butuh sekali uang itu. Rp 10 juta itu sangat berarti buat saya. Sudah dua tahun ini SPP anak saya belum bisa saya bayar. Saya malu sekali ditegur sekolah karena tak bisa bayar,” ujar Widya dengan suara tertahan saat diwawancarai Sudarso Arief Bakuama pada 22 Desember 2021 lalu.

Sudarso mempersilakan mengutip wawancaranya yang diunggah di kanal Youtube Thayyibah Channel itu dikutip Solopos.com, Selasa (4/1/2022).

Widya mengaku mempunyai tiga orang anak. Anak pertamanya duduk di bangku kuliah, anak keduanya duduk di kelas III SD sedangkan anak ketiganya baru mau masuk sekolah.

Karena dilanda kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19, anak pertamanya terpaksa berhenti kuliah. Ia juga belum bisa membayar SPP anak keduanya selama dua tahun terakhir lantaran tak punya uang.

Widya bercerita, dirinya berkeinginan mengikuti patungan usaha yang digalang Yusuf Mansur setelah melihat tayangan di televisi swasta pada akhir 2012. Kebetulan, dirinya memiliki uang tabungan yang dikumpulkan dari pendapatannya sebagai karyawan.

“Kebetulan pas sekali di tabungan ada uang Rp10,5 juta. Yang Rp10 juta saya transfer ke rekening beliau (Yusuf Mansur). Uang itu niatnya untuk tabungan sekolah anak saya. Saat itu saya sedang hamil anak kedua, yang sekarang sudah berumur delapan tahun,” katanya.

Perjanjian awal, para investor akan mendapat bagian 8 persen per bulan dari investasi yang dibayarkan.  Namun sama dengan investor lainnya, dirinya tidak mendapat pemberitahuan tentang kelanjutan investasi itu hingga berlangsung tiga tahun.

Baca Juga: Bukan Pebisnis, Yusuf Mansur Ingin Dikenang Sebagai Ustaz 

Kebetulan pada 2015 muncul berita tentang investasi Yusuf Mansur yang bermasalah. Dirinya lantas bercerita kepada suaminya perihal uang yang ia transfer untuk investasi patungan usaha.

“Suami saya kaget karena tidak tahu. Akhirnya suami saya mengajak ke Ponpes Daarul Quran Malang untuk bertanya. Saya membawa bukti transfer. Daarul Quran sebenarnya tidak tahu menahu tentang patungan usaha itu tapi mereka mau membantu menjembatani. Akhirnya setelah itu kami mendapat sertifikat ikut patungan usaha,” katanya.

Setelah kasus patungan usaha itu ramai, dirinya lantas kembali mendatangi Ponpes Daarul Quran Malang pada bulan November 2021. Bukti sertifikat itu ia serahkan sebagai syarat untuk dibantu pencairan uangnya.

“Sertifikatnya sudah saya serahkan ke Daqu Malang. Katanya sudah dikirimkan ke Jakarta. Uangnya secepatnya akan dikembalikan,” katanya.

Namun hingga saat ini, Widya mengaku belum mendapatkan uang yang menjadi haknya tersebut.

“Kenapa Ibu tidak datang ke Ponpesnya Yusuf Mansur,” tanya Sudarso.

“Lah gimana ke sana Pak. Kami tidak punya uang. Ke sana juga butuh uang. Saya sudah pasrahkan ke Daarul Quran Malang. Ustaz, kembalikan uang saya. Saya butuh sekali,” katanya.

Ustaz Yusuf Mansur mengaku sudah mengembalikan uang milik 2.500-an investor dari total 2.900 orang yang ikut berinvestasi dalam program Patungan Usaha yang digalangnya. Sisanya sedang dicek oleh timnya untuk memastikan data dan pemiliknya.

Yusuf Mansur menegaskan dirinya tidak pernah menipu. “Itu ada ditampilkan, ada ibu-ibu yang menangis karena mengaku saya tipu. Yang seperti itu kalau dilihat ibu-ibu se-Indonesia kan seolah-olah saya zalim,” keluhnya dalam acara Blak-Blakan yang diunggah di kanal Youtube Detikcom.

Dalam tayangan tersebut, Yusuf Mansur mempersilakan yang merasa menjadi korban investasi untuk datang menemuinya. “Yusuf Mansur masih ada, gak ke mana-mana. Silakan yang merasa kemakan, ya silakan (datang). Tapi jangan ngaku-ngaku. Kalau yang ngaku-ngaku, ke polisi aja lah,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya