SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jon Koplo, pelajar SMA yang tinggal di Karanganyar ini termasuk cah kurang gawean, sukanya nonton mokmen atau operasi lalu lintas. Kalau ada pengendara yang dikejar dan ditangkap polisi, ia malah senang dan nyokurke.

Suatu hari, ia diberi tahu sahabatnya, Lady Cempluk, kalau di jalan raya dekat rumahnya ada mokmen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tanpa pikir panjang Koplo segera mengambil kunci motor dan langsung nggeblas menuju TKP. Keluar dari mulut gang, Koplo menjalankan motornya pelen-pelan di jalur lambat untuk mendekati lokasi mokmen biar lebih jelas menontonnya.

Namun tanpa ia sadari, ternyata di belakangnya ada seorang polisi yang membuntuti, lalu menghentikan laju motornya.

“Mau ke mana, Dik?” tanya polisi bernama Tom Gembus.

“Iii… ini Pak, mau beli mi goreng di warung dekat situ,” jawabnya.

“Coba lihat surat-suratnya,” perintah Pak Gembus.

“Saya enggak bawa Pak, wong cuma mau beli makan. Rumah saya di gang situ kok, Pak.”

Tanpa banyak bicara, Pak Polisi langsung mencabut kunci kontak motornya. Koplo hanya bisa merengek-rengek dengan wajah memelas. Namun tilang tetap tilang.

Surat tilangnya pun komplet, mulai dari enggak pakai helm, nggak bawa SIM, STNK plus tidak menyalakan lampu. Dengan berat hati Koplo terpaksa harus menerima kenyataan pahit ini.

Bukan hanya sampai di situ, ternyata sampai di rumah, Koplo langsung diamuk entek-entekan oleh kakaknya. “Dhasar bocah oon, ngerti ana mokmen malah ditonton! omel sang kakak. Lengkap sudah penderitaan Koplo.

(Anggit Febriani, Kaling RT 04/RW I Tasikmadu, Karanganyar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya