SOLOPOS.COM - Ilustrasi makanan. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Godaan orang berpuasa zaman now semakin beragam. Salah satunya kebiasaan nonton foto dan video resep masakan atau orang menyantap makanan menggugah selera yang bisa dinikmati setiap saat di tengah puasa.

Tak jarang, nonton foto atau video makanan itu bakal membuat perut semakin keroncongan. Apalagi pada tiga jam menjelang azan magrib yang merupakan masa kritis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada waktu itu, kondisi tubuh sudah sangat menurun. Sebab, kadar gula dalam darah terbakar menjadi energi sebagai penunjang aktivitas.

Alhasil, perut bakal keroncongan dan terasa sangat lapar sebelum adzan magrib tiba. Godaan akan semakin berat ketika nonton foto makanan yang beredar di media sosial saat puasa.

Ekspedisi Mudik 2024

Instagram menjadi media sosial paling banyak menyuguhkan gambar maupun video makanan lezqat penggugah selera. Tak jarang, ilusi kenikmatan itu membuat orang tergoda hingga tak sabar menantikan waktu berbuka puasa.

Lirik Lagu Bersama Kita Kuat - D'Masiv

Nah, bagaimana hukum nonton foto atau video makanan lezat di media sosial saat sedang puasa? Apakah hal itu mengurangi pahala berpuasa?

Dosen IAIN Surakarta, Ahmad Hudaya, mengatakan, nonton foto makanan lezat di media sosial tidak dilarang. Yang tidak boleh adalah makan lantaran tak kuasa melihat godaan tersebut.

“Kalau hanya melihat foto makanan dan merasa ingin segera berbuka ya tidak masalah. Yang jadi masalah kalau benar-benar berbuka. Berarti orang itu tidak bisa menahan nafsunya,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (21/5/2018).

Hawa Nafsu

Seperti diketahui, hakikat berpuasa adalah mengendalikan hawa nafsu. Pengertian mengendalikan ini menurut ahli tafsir Alquran Indonesia, Quraish Shihab, hanya mengatur, bukan membunuh.

“Nafsu itu diperlukan. Kita lapar, butuh nafsu untuk makan. Tapi, harus dikendalikan. Jangan alasan puasa, waktu buka semua makanan dimakan, kendalikanlah. Jadi, nafsu itu dikendalikan, bukan dibunuh atau dicegah sama sekali. Nah, puasa tujuannya untuk itu,” terang Quraish Shihab melalui video Shihab Shihab yang diunggah di saluran Youtube Najwa Shibab.

Secara umum, ada tiga jenis nafsu yang dijelaskan di dalam Alquran. Pertama, nafsu muthmainnah yang artinya jiwa. Apapun yang terjadi dia merasa tenang.

“Nabi melukiskan orang yang dapat nikmat bersyukur, itu menakjubkan. Kalau dia kena musibah, sabar itu baik. Sehingga dia selalu tenang apapun yang terjadi,” sambung Quraish Shihab.

Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal Dunia Setelah Operasi

Kedua nafsu lawwamah, nafsu yang selalu mengecam apabila seseorang melakukan dosa. Singkatnya, seseorang yang melakukan dosa bakal terus mengecam dirinya karena kesalahan tersebut dan berusaha memperbaiki diri. Terakhir, nafsu ammaratu bissu, atau yang biasa dinamakan nafsu.

“Nafsu yang selalu mendorong kepada yang buruk. Nafsu ammaratu bissu ini tidak pernah puasa. Kalau diberi ini dia malu lebih. Jadi harus dihalangi, begitulah nafsu manusia. Nafsu bisa dihalangi dengan kekuatan jiwa seseorang,” terang Quraish Shihab.

Nafsu merupakan hal yang tidak berujung. Sekali manusia menyerah, maka akan terus terjerumus. Ibarat meminum air laut.

Harga Ayam Anjlok, Peternak Ayam di Sukoharjo Terancam Bangkrut

Semakin diminum semakin haus. Tapi, Quraish Shihab menegaskan bahwa nafsu bukan untuk dibunuh, melainkan dikendalikan.

“Sekali lagi, jangan bunuh nafsu, kendalikan dia. Puasa tujuannya mengendalikan nafsu kita,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya