SOLOPOS.COM - Empat gajah milik Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka didampingi sejumlah pawang berlatih berjalan beriringan di tengah padatnya lalu lintas saat melintas di jalan Veteran, Jogja beberapa waktu lalu. Atraksi gajah rencananya ditampilkan di Taman Hutan Rakyat di Playen.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA-Prosesi Nikah Bareng @The Zoo yang diselenggarakan oleh Forum CSR DIY, Forum Taaruf Indonesia, Gembira Loka Zoo, Dinas Sosial DIY, dan Paguyuban Rias Kinasih Jogja diikuti oleh lintas usia dan penyandang disabilitas, dengan total 30 pasang pengantin.

Pernikahan tersebut diawali dengan kirab pengantin mulai dari Balaikota Jogja hingga GL Zoo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah pengantin juga melakukan ijab qabul di atas tubuh gajah. Yang lainnya, melakukan ijab qabul di atas rakit, dermaga, speedboat dan titik lainnya di kompleks GL Zoo.

Ekspedisi Mudik 2024

Usai ijab qabul yang dipimpin oleh kepala Kantor Urusan Agama Umbulharjo, Mukhlis, pengantin bersama-sama naik kapal Katamara dan tasyakuran di atas Mayang Tirta.

“Selain menerima ucapan selamat, pengantin mendapatkan kado pernikahan berupa kebutuhan rumah tangga, sembako, angpao, hingga voucher menginap di hotel,” jelas Ryan Budi Nuryanto, Ketua Forum Taaruf Indonesia, Rabu (10/12/2014).

Dalam acara nikah bareng itu, pasangan termuda adalah Rosyina Nur Insani, 19, dan Arip Rusdi, 16. Sedangkan pasangan tertua adalah Slamet Basuki, 56, dan Jumadi, 50.

Terpisah, Aktivis Centre for Orangutan Protection (COP) mengkritisi kegiatan @NikahBareng. Daniek Hendarto, juru kampanye COP, mengkritik penggunaan gajah untuk pengiring kirab, properti ijab qabul dan berfoto bersama.

Menurut Daniek, kebun binatang didirikan untuk memiliki fungsi edukasi. Akan tetapi, banyak kebun binatang menggunakan satwa koleksinya untuk foto bersama pengunjung, tak terkecuali GL Zoo.

Mengikutsertakan satwa dalam sebuah aktivitas diperbolehkan, asal memenuhi fungsi edukasi. Sayangnya, menggunakan gajah sebagai pengiring kirab dan satwa untuk foto bersama hanya merupakan hiburan dan tak memiliki nilai edukasi.

“Seharusnya GL Zoo sebagai salah satu penyelenggara punya metode lain memberikan hiburan dengan cara lain, bukan dengan mengeksploitasi satwa seperti itu. Sementara yang dilakukan oleh GL Zoo semakin tidak menunjukkan edukasi,” ujar Daniek Hendarto, Rabu (10/12/2014).

Daniek memandang, padahal dengan berada di kebun binatang, satwa sudah tidak berada di habitat asli mereka. Dengan menjadi objek hiburan, satwa semakin tertekan. Mengingat kegiatan tersebut tidak ada di alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya