SOLOPOS.COM - Yosua Aditya Wartanto (kanan), Fisya Tari Mendarningtyas (tengah), dan Tri Sunarno (kiri) saat melakukan uji coba alat temuannya yang diberi nama Nggusah. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Dua mahasiswa UKSW dan seorang laboran Fakultas Sains dan Matematika berhasil membuat alat pengusir burung menggunakan panel surya.

Mereka Yosua Aditya Wartanto dan Fisya Tari Mindarningtyas mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika (FSM). Satu lagi, Tri Sunarno, laboran Fakultas Sains dan Matematika.

Alat yang mereka ciptakan diberi nama Nggusah. Sesuai namanya, fungsi alat tersebut nggusah atau mengusir hama burung.

Yosua mengaku ide awal pembuatan alat pengusir burung tersebut karena melihat petani masih menggunakan alat manual untuk mengusir hama burung. Padahal, burung termasuk hama petani yang memberikan dampak cukup siginifikan.

“Alat pengusir burung menggunakan panel surya sehingga bisa otomatis,” ungkap Yosua kepada Solopos.com, Senin (29/8/2022).

Baca Juga : Canggih! UKSW Kembangkan Teknologi Pembelajaran AVR, Perusahaan Silicon Valley Digandeng

Ia menjelaskan dengan alat Nggusah, petani tidak perlu repot mengusir hama burung. Selain menggunakan energi matahari, alat tersebut juga bisa berjalan secara otomatis.

Sistem kerjanya sama dengan alat pengusir burung manual. Ada tali, kaleng yang diisi batu, dan rumbai-rumbai. Bedanya, alat berbentuk kotak itulah yang menggerakkan tali tersebut.

“Tetap dengan tali disambungkan dengan alat ini, rumbai-rumbai. Kemudian ditarik dengan alat ini sehingga bisa menghasilkan gerakan dan bunyi,” jelasnya.

Yoshua menerangkan komponen alat itu terdiri dari panel surya, solar kontrol, dan motor penggerak. Alat tersebut menggunakan tenaga dari baterai aki kering dengan kapasitas 12 volt sebagai penyimpan energi.

Cara kerjanya panas matahari yang ditangkap panel surya diolah menggunakan solar kontrol dan disalurkan ke dinamo sebagai motor penggerak. “Ada juga timer bisa diatur nyalanya berapa lama dan bisa diatur durasi bergeraknya,” ungkapnya.

Baca Juga : Keren! Siswi Klaten Bikin Robot Pelayan, Ini Fungsinya

Tim tersebut membutuhkan waktu tiga bulan untuk membuat alat tersebut. Proses dimulai dari riset sampai bisa digunakan. Mereka menghabiskan Rp850.000 untuk satu alat pengusir hama burung.

Alat itu juga sudah pernah diujicobakan dan bisa menggerakkan tali di sawah dengan luas 2.500 meter persegi. Panel surya, menurut Yosua, bisa bertahan sampai lima tahun.

Ke depan Yosua dan tim berharap alat buatan mereka itu bisa diproduksi secara massal dan dimanfaatkan petani. Tujuan akhir adalah hasil panen petani bisa lebih meningkat.

Rekomendasi
Berita Lainnya