SOLOPOS.COM - Calon perangkat Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, bersiap menjalani tes wawancara di kantor desa setempat, Jumat (10/12/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Peserta seleksi perangkat desa serentak di Kabupaten Wonogiri yang memenuhi batas minimal atau passing grade nilai ujian tertulis berbasis komputer, banyak yang tak mengikuti tes wawancara, Jumat (10/12/2021).

Itu karena mereka pesimistis bisa terpilih menjadi perangkat desa, mengingat nilai tes tertulis berbasis komputer atau computer based test (CBT) yang diperoleh secara kalkulasi tak bisa mengungguli nilai tertinggi yang diraih peserta lainnya. Mereka sudah bisa mengalkulasi berdasar bobot hasil tes. Bobot CBT 90 persen, sedangkan tes wawancara 10 persen.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat, kondisi tersebut terjadi di berbagai desa pelaksana seleksi perangkat desa. Contohnya di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri.

Baca Juga: Cegah Covid-19 saat Nataru, Uji Petik Siswa-Guru di Klaten Digencarkan

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Desa (Kades) Singodutan, Karsanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat, menginformasikan calon perangkat Desa Singodutan yang mengikuti CBT, Kamis (9/12/2021), sebanyak 39 orang. Mereka memperebutkan satu lowongan, yakni Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum (Kaur TU dan Umum).

Sebanyak 32 orang memenuhi batas minimal nilai 60. Nilai tertinggi yang diperoleh 83, tertinggi kedua 80, dan lainnya 60-an, dan 70-an. Mereka berhak mengikuti tes wawancara, Jumat. Namun, empat peserta tak hadir.

“Pembobotan CBT dan tes wawancara sudah jelas [90 persen:10 persen]. Setelah mengetahui nilai CBT yang diperoleh setiap peserta bisa mengalkulasi bakal terpilih menjadi perangkat desa atau tidak. Kemungkinan mereka memilih enggak ikut tes wawancara karena sudah tidak yakin bisa mengungguli peraih nilai tertinggi,” kata Karsanto.

Baca Juga: Datangi DPRD Boyolali, Pemuda Pancasila Sampaikan 2 Tuntutan

Salah satu peserta yang tak mengikuti tes wawancara seleksi perangkat Desa Singodutan, Rohman Apriansyah, 30, mengaku pesimistis bisa mengungguli peraih nilai tertinggi. Sebab, dia hanya memperoleh nilai CBT 64.

Jika tes wawancara mendapat nilai tinggi pun, menurut pemuda yang biasa disapa Apri itu kemungkinan bisa menggungguli nilai tertinggi sangat kecil. Dia memilih berpikir realistis, sehingga memutuskan tidak ikut tes wawancara.

“Lowongan jabatan perangkat Desa Singodutan hanya satu. Calonnya ada banyak. Nilai CBT saya segitu, yang lain tinggi-tinggi nilainya. Saya enggak bakalan bisa terpilih,” ulas dia.

Baca Juga: Mayat Perempuan Tak Dikenal Terapung di Kali Dengkeng Bayat

 

Punya Kapasitas

Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri. Sekretaris Desa (Sekdes) Sendang, Agung Susanto, memerinci calon perangkat Desa Sendang yang menjalani CBT sebanyak 14 orang. Sebanyak delapan orang memenuhi batas minimal nilai. Namun, lima orang tak mengikuti tes wawancara. Peserta tes wawancara hanya tiga orang.

“Sebenarnya yang hadir empat orang, tapi satu orang hanya melihat-lihat dan tidak mengisi presensi. Waktu saya tanya, dia memilih tidak ikut tes wawancara karena nilai CBT yang diperolehnya dengan nilai tertinggi selisih cukup banyak. Kemungkinan yang tidak hadir lainnya punya alasan yang sama,” ujar Agung.

Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Wonogiri, Antonius Purnama Adi, menjelaskan bobot CBT dibuat tinggi agar perangkat desa yang terpilih benar-benar memiliki kapasitas. CBT tersebut mencerminkan kemampuan peserta. Pada sisi lain tes wawancara untuk mengetahui wawasan kebangsaan peserta.

Baca Juga: Misterius, Makam di Brajan Boyolali Dulu Sering untuk Tirakatan

Itu sebagai filter untuk memastikan peserta tidak menganut paham radikal atau menolak dasar negara. Oleh karena itu, peraih nilai CBT tertinggi kemungkinan besar akan terpilih menjadi perangkat desa selama yang bersangkutan berwawasan kebangsaan.

“Kami masih menunggu laporan dari panitia tingkat desa berapa jumlah calon perangkat desa yang enggak mengikuti tes wawancara. Penilaiannya manual, sehingga perekapannya butuh waktu,” ulas lelaki yang akrab disapa Anton itu.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Daerah Dinas PMD Wonogiri, Zyqma Idatya Fitha, mengaku menerima laporan dari panitia sejumlah desa terkait adanya peserta yang tak mengikuti tes wawancara. Peserta yang tak hadir itu memiliki nilai CBT yang terpaut cukup jauh dari nilai tertinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya