SOLOPOS.COM - Suharni, 54, warga Desa Bolong, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar mengamati batu-batu raksasa di Sungai Gembong di desa tersebut yang sudah bergeser diterpa arus sungai, Senin (8/11/2021). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sungai Gembong merupakan salah satu sungai di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar yang muaranya dari daerah atas, seperti Tawangmangu dan Matesih. Sungai ini kadang jadi jujukan para pemancing baik lokal maupun luar daerah.

Beberapa warga setempat kadang juga menjadikan sungai itu sebagai sumber pasir dan batu untuk dikeruk. Dalam kondisi normal, sungai itu tak terlalu besar. Di beberapa ruas, luas aliran sungai itu tak lebih dari 5 meter. Arus sungainya pun tak terlalu kencang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski begitu, bukan berarti tidak ada ancaman bahaya di dalamnya. Air Sungai Gembong bisa sewaktu-waktu meluap, terutama saat daerah atas turun hujan. Kalau sudah begitu, batu-batu besar berbobot ratusan kilogram yang berada di tengah sungai pun bisa tergulung arus.

Baca Juga: Telan 1 Korban Jiwa, Warga: Sungai Gembong Memang Kerap Meluap Mendadak

Beberapa warga Desa Bolong, wilayah yang dilewati Sunga Gembong, mengatakan batu-batu berdiameter sekitar 2-3 meter yang berada di tengah sungai sudah tidak berada di posisinya seperti dulu.

“Dulu batu-batu itu tidak di posisi sekarang. Dulu posisinya ada di atasnya. Karena berkali-kali terdorong aliran sungai yang sangat deras, akhirnya terdorong juga,” ujar Ngadimin, 55, warga Desa Bolong, Kecamatan Karanganyar, saat ditemui Solopos.com, Senin (8/11/2021).

Ia juga mengungkapkan bahwa banjir bandang yang terjadi Minggu (7/11/2021) dan mengakibatkan 1 korban meninggal dunia tidak sederas sebelumnya.

“Sebenarnya banjir yang kemarin itu bukan yang paling deras sepanjang yang saya alami. Dulu pernah lebih deras lagi dan itulah yang menyebabkan batu-batu besar di sungai itu bergeser,” imbuh Ngadimin yang tinggal di dekat sungai ini.

Baca Juga: Pemancing asal Sukoharjo Akhirnya Ditemukan Meninggal, Terimpit Batu

Warga lainnya, Suharni, 54 mengatakan posisi batu-batu raksasa tersebut bergeser antara 1-2 meter dari posisi sebelumnya. “Karena sering kena banjir besar, jadinya ada batu yang pindahnya jauh tapi ada yang pindahnya dekat,” ujarnya sambil menunjuk posisi awal dan posisi terkini batu-batu raksasa itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya