SOLOPOS.COM - Ilustrasi semut rangrang. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Kolapsnya CV Mitra Sukses Bersama (MSB) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah yang bergerak di bidang investasi ternak semut rangrang menyisakan kepedihan bagi ribuan mitra. Ditangkapnya bos CV MSB, Sugiyono, oleh aparat Polda Jateng, membuat para mitra kebingungan untuk menagih uang mereka.

CV MSB Sragen kolaps pada Mei 2019 lalu. Para mitra yang telah berinvestasi pun kebingungan lantaran uang mereka tak jelas nasibnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sumarno, 67, warga Dukuh Kroyo, RT 15, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, bergabung menjadi mitra MSB pada 2017 lalu. Pada awalnya, ia membeli 30 paket semut rangrang senilai Rp45 juta.

Presiden Filipina Mau Jadi Tikus Percobaan Vaksin Covid-19 Rusia

Ia sempat merasakan empat kali panen. Namun, hasil panen itu selalu ia pakai untuk menambah modal investasi dengan harapan keuntungan yang ia dapatkan bisa berlipat jumlahnya.

"Panen empat kali, setiap kali panen, paketnya saya tambah. Total saya menghabiskan Rp495 juta untuk membeli 330 paket semut rangrang itu. Tapi, setelah empat kali panen, gudangnya malah tutup. Jadi, uang saya yang hampir setengah miliar itu belum kembali," papar Sumarno saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (12/8/2020).

Tabungan Anak

Untuk mendapatkan uang Rp495 juta itu, Sumarno harus menguras tabungan anaknya yang pernah dua tahun bekerja di sebuah pabrik tambang batu bara di Kalimantan. Ia juga rela menjual sepeda motor yang belum lama dibelinya.

Bukan hanya itu, ia harus berutang ke bank senilai Rp100 juta dengan agunan sertifikat rumahnya. Karena usaha ternak semut rangrang CV MSB Sragen itu kolaps, Sumarno pun kebingunan untuk melunasi pinjaman uang di bank itu.

Setiap bulan, ia harus membayar bunga Rp1,6 juta kepada salah satu bank swasta di Sragen. Sementara pinjaman pokok senilai Rp100 juta masih utuh alias belum diangsur.

"Angsuran bunga Rp1,6 juta itu dibayar anak saya dari hasil ternak ayam kecil-kecilan. Kalau bukan itu uang pribadi, saya mungkin bisa mengikhlaskan. Karena itu uang bank, saya harus berusaha mengangsur meski hanya bunganya. Kalau tak bisa bayar bunga, saya khawatir rumah saya disita bank. Tetangga saya yang juga sesama mitra ternak rangrang bahkan nyaris rumahnya disita bank karena tak bisa mengangsur pinjaman," ucap Sumarno.

Petugas Makamkan Korban Covid-19 Pakai Tangan karena Warga Takut Pinjamkan Cangkul

Sumarno tergiur menjadi mitra CV MSB Sragen karena bujukan para tetangga yang lebih dulu bergabung. Menurutnya, ada banyak tokoh masyarakat yang turut bergabung menjadi mitra.

Bahkan terdapat mitra yang berlatar belakang seorang kepala desa, polisi hingga tentara. Hal itu membuat Sumarno merasa yakin untuk bergabung menjadi mitra MSB pada 2017 lalu.

"Hla orang-orang pintar saja ikut bergabung, sebagai warga biasa saya hanya ikut-ikutan. Tidak tahunya malah berakhir seperti ini," papar Sumarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya