SOLOPOS.COM - Ilustrasi swab test. (Reuters)

Solopos.com, SOLO -- Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memastikan bakal mengambil sampel swab secara acak kepada warga yang kedapatan berkerumun. Hal itu guna menemukan sebanyak mungkin warga yang terinfeksi Covid-19.

“Kami akan menggelar tracing yang semakin kencang. Kalau ada 120 yang tertular kemudian ketemu lagi 120, ya enggak masalah. Semakin banyak temuan biar semakin bisa ditekan persebarannya. Kami juga akan uji swab acak, perkara ada yang positif atau enggak, ya enggak mau tahu, yang penting tracing masif,” katanya kepada wartawan, Selasa (22/12/2020).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Rudy, sapaan akrabnya, mengaku meningkatnya status Solo menjadi zona merah merupakan dampak dari tracing masif oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo. Swab acak kepada warga Solo yang nekat berkerumun akan menjadi bagian dari tracing masif tersebut.

Layanan Rapid Test Antigen Bandara Adi Soemarmo Solo Bisa Diakses Umum, Ini Syaratnya

Ekspedisi Mudik 2024

Saat mendapatkan temuan puluhan kasus baru, kontak dari puluhan kasus itu akan menjadi sasaran tracing yang lantas uji swab. Setiap kasus bisa jadi membawa minimal dua ekor pada lapis pertama dan bisa menular kembali pada lapis kedua hingga ketiga.

Jika tracing tidak dilakukan, persebaran virus Corona jenis baru itu sulit ditekan. “Makanya kami persiapkan rumah sakit darurat Donohudan bagi masyarakat yang tidak memiliki rumah yang memadai untuk karantina mandiri,” ungkapnya.

Rudy mencontohkan kasus pasien yang tak rumahnya tak memadai untuk karantina mandiri, misalnya satu rumah ada 21 orang, ada empat orang yang positif.

15 Fasilitas Kesehatan Sukoharjo Ini Siap Lakukan Vaksinasi Corona

Dalem Joyokusuman

"[Dalam hal ini] yang 17 orang lainnya dikemanakan. Makanya, semua kami tarik. Ada yang ke Donohudan dan kami berencana menghidupkan kembali Dalem Joyokusuman," jelas Rudy.

Rudy menyebut tak semua hunian warga layak menjadi lokasi karantina mandiri pasien Covid-19. Terlebih jika mereka masih menggunakan kamar mandi umum yang tak mendukung proses karantina.

Dalem Joyokusuman bisa untuk karantina mandiri pasien asimtomatik apabila terjadi lonjakan kasus. Berikutnya. Rumah Dinas Wakil Wali Kota, Rumah Dinas Sekda, dan rumah-rumah lainnya yang memungkinkan.

Wajib Rapid Test Antigen, 5% Penumpang KA Daops VI Yogyakarta Pilih Batal Berangkat

Sumber anggaran guna mengoperasikan rumah-rumah itu adalah dana tak terduga (DTT). “Kalau Solo Technopark kami aktifkan juga, mungkin bisa menampung 200-an orang," imbuh Rudy.

Rudy menambahkan saat ini kondisi rumah sakit penuh. Bed ada, tapi ruang isolasi tidak ada. Padahal ruang isolasi sudah berbentuk bangsal. "Ada pula yang ICU, Asrama Donohudan sudah menampung 77 warga Solo. Kami yang mendominasi enggak masalah, yang penting bisa selamat dan enggak meninggal,” ucap Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya