Pemkab Boyolali mengganti nama Alun-alun Kabupaten menjadi Alun-Alun Kidul.
Solopos.com, BOYOLALI — Papan nama Alun-alun Kabupaten di tengah Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dibongkar dan diganti menjadi Alun-alun Kidul. Perubahan papan nama ini menjadi penanda proyek Alun-alun Lor segera terealisasi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Alun-alun Lor di wilayah Kragilan, Mojosongo, Boyolali, bakal direvitalisasi tahun depan. Seperti diketahui, sejak memimpin kembali Boyolali, proyek mercusuar yang kali pertama diwacanakan Bupati Seno Samodro adalah pembangunan alun-alun kedua setelah alun-alun di Pemkab Boyolali.
“Alun-alun di Kragilan akan memecah keramaian di Alun-alun Kabupaten dan Simpang Lima,” kata Seno, belum lama ini.
Tahun depan, anggaran yang disiapkan untuk pembangunan alun-alun mencapai Rp25 miliar. Menurut Seno, lazimnya sebuah wilayah adalah punya dua atau sepasang alun-alun, bukan hanya satu alun-alun. Jika satu alun-alun itu dibangun di wilayah Boyolali utara, Karanggede misalnya, tentu akan terlalu jauh dan sulit untuk memecah konsentrasi di Alun-alun Kabupaten dan Simpang Lima.
Pemkab Boyolali juga punya wacana agar dua alun-alun itu dihubungkan dengan jalan baru yakni jalan tembus dari Ir. Soekarno menuju kawasan Kragilan. Alun-alun Lor diproyeksikan menjadi pusat hiburan baru baik untuk kegiatan pergelaran, slalom test, hingga balap mobil atau road race.
Alun-alun Lor butuh lahan seluas 3,5 hektare, namun untuk alun-alunnya saja akan dibangun seluas seluas 60 m x 200 m atau lebih luas dari Alun-alun Kabupaten. Di satu sisi, pembongkaran papan nama Alun-alun Kabupaten memantik pertanyaan warga lantaran papan nama tersebut baru dibangun satu hingga dua tahun lalu.
Seorang pengunjung alun-alun, Suryadi, mengatakan papan nama Alun-alun Kabupaten masih bisa dibilang sebagai ikon baru. “Sepertinya baru tahun lalu, tapi sekarang sudah dibongkar lagi. Apa tidak eman-eman?” ujar dia.
Menurut dia, semestinya pembongkaran papan nama itu dilakukan jika alun-alun yang baru benar-benar sudah terealisasi. “Memang papan namanya sudah kumuh karena jadi sasaran vandalisme. Tapi kan sayang sekali baru sebentar dibangun sudah dibongkar lagi,” kata Suyadi.