SOLOPOS.COM - Papan nama Alun-alun Kabupaten Boyolali telah dibongkar dan diganti menjadi Alun-alun Kidul. Foto diambil akhir pekan lalu. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pemkab Boyolali mengganti nama Alun-alun Kabupaten menjadi Alun-Alun Kidul.

Solopos.com, BOYOLALI — Papan nama Alun-alun Kabupaten di tengah Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dibongkar dan diganti menjadi Alun-alun Kidul. Perubahan papan nama ini menjadi penanda proyek Alun-alun Lor segera terealisasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alun-alun Lor di wilayah Kragilan, Mojosongo, Boyolali, bakal direvitalisasi tahun depan. Seperti diketahui, sejak memimpin kembali Boyolali, proyek mercusuar yang kali pertama diwacanakan Bupati Seno Samodro adalah pembangunan alun-alun kedua setelah alun-alun di Pemkab Boyolali.

“Alun-alun di Kragilan akan memecah keramaian di Alun-alun Kabupaten dan Simpang Lima,” kata Seno, belum lama ini.

Tahun depan, anggaran yang disiapkan untuk pembangunan alun-alun mencapai Rp25 miliar. Menurut Seno, lazimnya sebuah wilayah adalah punya dua atau sepasang alun-alun, bukan hanya satu alun-alun. Jika satu alun-alun itu dibangun di wilayah Boyolali utara, Karanggede misalnya, tentu akan terlalu jauh dan sulit untuk memecah konsentrasi di Alun-alun Kabupaten dan Simpang Lima.

Pemkab Boyolali juga punya wacana agar dua alun-alun itu dihubungkan dengan jalan baru yakni jalan tembus dari Ir. Soekarno menuju kawasan Kragilan. Alun-alun Lor diproyeksikan menjadi pusat hiburan baru baik untuk kegiatan pergelaran, slalom test, hingga balap mobil atau road race.

Alun-alun Lor butuh lahan seluas 3,5 hektare, namun untuk alun-alunnya saja akan dibangun seluas seluas 60 m x 200 m atau lebih luas dari Alun-alun Kabupaten. Di satu sisi, pembongkaran papan nama Alun-alun Kabupaten memantik pertanyaan warga lantaran papan nama tersebut baru dibangun satu hingga dua tahun lalu.

Seorang pengunjung alun-alun, Suryadi, mengatakan papan nama Alun-alun Kabupaten  masih bisa dibilang sebagai ikon baru. “Sepertinya baru tahun lalu, tapi sekarang sudah dibongkar lagi. Apa tidak eman-eman?” ujar dia.

Menurut dia, semestinya pembongkaran papan nama itu dilakukan jika alun-alun yang baru benar-benar sudah terealisasi. “Memang papan namanya sudah kumuh karena jadi sasaran vandalisme. Tapi kan sayang sekali baru sebentar dibangun sudah dibongkar lagi,” kata Suyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya