SOLOPOS.COM - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMA Negeri 4 Solo, Senin (13/9/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyebut kesehatan jiwa anak-anak di Indonesia terdampak pandemi Covid-19.

Nadiem mengatakan salah satu penyebabnya yakni pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terlalu lama. Bahkan, dia mengungkapkan satu generasi anak di Indonesia kehilangan momen pembelajaran sampai 1,2 tahun sebagai imbas pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“(Anak-anak) kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini,” kata Nadiem dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari liputan6.com, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kemiskinan di Pati Meningkat

Oleh karena itu, dia meyakini pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas menjadi langkah mendesak untuk diterapkan. Hal utama yang menjadi pertimbangan, yaitu banyak anak terdampak kesehatan jiwanya selama pandemi Covid-19.

“Banyak anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya. Kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti. Sebanyak 80-85 persen murid-murid ingin kembali ke sekolah, kembali tatap muka,” tutur Nadiem.

Baca Juga: Sejumlah Kampus di Jogja Belum Gelar Kuliah Tatap Muka, Ini Alasannya

Di sisi lain, Nadiem mengungkapkan sudah ada 40% sekolah di Indonesia melaksanakan PTM terbatas. Tetapi, lanjut dia, angka itu tergolong kecil. Nadiem juga mengingatkan sekolah yang sudah melaksanakan PTM terbatas untuk memperhatikan protokol kesehatan secara ketat dan menaati, memahami aturan selama PTM Terbatas.

“Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan. Kita harus terus waspada akan persebaran Covid-19 dan memastikan protokol kesehatan terjaga. Namun, kita juga harus memperhatikan dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya