SOLOPOS.COM - Warga dan pelajar melaksanakan Salat Istiska di lapangan MAN Tlogo, Blitar, Rabu (9/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

Musim kemarau di Indonesia ditandai dengan banyaknya wilayah yang dilanda kekeringan.

Solopos.com, SOLO – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengaku prihatin dengan musim kemarau panjang yang melanda Tanah Air dalam enam bulan terakhir. Karenannya Menag mengajak masyarakat melakukan berbagai upaya mengatasi kekeringan, termasuk di antaranya dengan membuat hujan buatan dan salat Istiska.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Saya mengimbau umat Islam untuk mengadakan salat Istiska untuk meminta turun hujan,” kata Lukman, di Jakarta, Kamis (8/9/2015), sebagaimana diwartakan situs Setkab.go.id.

Menag mengharapkan peran para ulama, pimpinan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam, dan imam masjid agar berinisiatif mengajak masyarakat, khususnya umat Islam mengadakan salat Istiska secara berjamaah.

Selain umat Islam, Menag juga mengimbau umat beragama lainnya turut berdoa sesuai agama masing-masing agar hujan segera turun dan membawa berkah bagi umat manusia. “Saya juga mengajak seluruh umat beragama lainnya turut berdoa agar hujan segera turun dan membawa berkah,” lanjut Menag.

Kepada para jemaah haji yang saat ini sudah berada di Tanah Suci, Mekah dan Madinah, Arab Saudi, Menteri Agama Lukma Hakim Saifuddin juga mengharapkan doanya agar kondisi kekeringan dan bencana asap yang melanda sejumlah daerah di Tanah Air segera sirna.

Sebagaimana diketahui, hujan yang tak kunjung turun sejak bulan Maret 2015 lalu, telah menyebabkan sumur penduduk mengering dan mulai mengancam lahan pertanian di beberapa wilayah di Indonesia.

Suhu panas akibat kekeringan panjang juga berdampak pada terbakarnya sebagian lahan hutan, menyebabkan kabut asap yang mengganggu aktivitas penduduk hingga menyebabkan penyakit pernapasan.

Beberapa sekolah terpaksa diliburkan karena gangguan asap yang dapat mengancam kesehatan siswa. Gangguan asap bahkan bukan saja dirasakan masyarakat Indonesia, tapi juga sudah mulai mengganggu aktivitas penduduk negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya