SOLOPOS.COM - PEMBERANTASAN -- Selain dengan fogging seperti pada foto, berjangkitnya chikungunya bisa dicegah dengan penerapan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara teratur dan benar. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, BOYOLALI—Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali meminta warga kembali menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing di tengah masuknya musim hujan. Hal ini penting untuk menekan munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan sepanjang 2021, di Boyolali ada 111 kasus DBD. Dari jumlah ini ada tiga kasus meninggal dunia. Untuk menanganinya, Puji meminta warga menggiatkan PSN di lingkungan masing-masing.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Fogging dilakukan kalau ada kasus baru selain kasus pertama di kawasan tersebut. Fogging hanya psikososial saja, tidak menyelesaikan masalah,” kata Puji, saat ditemui wartawan di kantornya beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Tak Ada Plastik di Pasar Ngatpaingan Cepogo Boyolali

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menjelaskan Dinkes selalu menggelar surveilans setiap kemunculan kasus baru. Surveilans ini untuk mengetahui  apakah penderita DBD benar tinggal di kawasan itu termasuk mengetahui apakah keluarga lain memiliki gejala yang mengarah ke DBD.

“Bisa jadi mungkin seorang pasien DBD sakitnya di indekos. Terus pulang atau sebaliknya. Di sinilah pentingnya surveilans,” ujar dia.

Di Boyolali, aksi program PSN sebetulnya menjadi kegiatan rutin saban hari. Kini, di tiap RT ada kegiatan pemantauan jentik nyamuk dari rumah ke rumah. Ada beberapa kondisi yang harus diperiksa di lingkungan rumah yang berpotensi muncul genangan seperti kaleng bekas, ember bekas, hingga pelepah daun pisang.

Baca Juga: Aman dari Tol Solo-Jogja, Jalan Desa di Klaten Dibuatkan Terowongan

PSN juga digelar melibatkan bidan desa sebagai penggerak. Selain itu, program ini menggandeng pemerintah kecamatan.

PSN kan kegiatan rutin. Kami tinggal manasin mesin lagi yang agak terlena saat musim kemarau. Begitu ada genangan, mulai hujan, kami giatkan lagi. Pada intinya perkuat kebersihan lingkungan,” kata Puji.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali menunjukkan kasus DBD di Boyolali pada 2020 mencapai 98 kasus. Jumlah tertinggi DBD pada tahun ini ada di Kecamatan Nogosari dengan 19 kasus.

Baca Juga: Sudah Tak Televan, 5 Perda di Wonogiri Dicabut

Angka ini jauh lebih rendah ketimbang pada 2019. Pada 2019, jumlah kasus DBD di Boyolali mencapai 443 kasus. Angka tertinggi ada di Kecamatan Boyolali dengan 60 kasus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya