SOLOPOS.COM - Para mahasiswa beraktivitas di hutan FISIP UNS belum lama ini. (Solopos.com/Muhammad Galang Saputra)

Solopos.com, SOLO — Beberapa mahasiswa di lingkungan FISIP UNS Solo berharap pihak kampus dapat melakukan pengasapan atau fogging untuk mengantisipasi persebaran nyamuk penyebab demam berdarah.

Sejumlah tempat di kompleks Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo memiliki area terbuka hijau yang membentuk kanopi karena pepohonan rimbun. Salah satunya berada di area Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terdapat beberapa ruang terbuka hijau dengan pepohonan rindang di lingkungan FISIP UNS, yaitu hutan FISIP dan area duduk di belakang gedung dua FISIP UNS. Area itu sering menjadi tempat berkumpul mahasiswa untuk sekadar menongkrong, berdiskusi, hingga mengerjakan tugas.

Ruang terbuka hijau di kompleks kampus yang dikenal dengan program Green Campus ini menjadi lembap karena hujan turun hampir setiap hari di bulan Desember.

Data yang dihimpun Solopos.com dari laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, fk.ui.ac.id, Jumat (30/12/2022), menyebutkan nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk penyebab demam berdarah akan memilih tinggal di tempat bersih dan terlindung dari sinar matahari.

Oleh karena itu ruang terbuka di lingkungan FISIP UNS Solo rentan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Sejumlah mahasiswa FISIP UNS Solo mengeluhkan terganggu nyamuk dan serangga lain ketika melaksanakan kegiatan di ruang terbuka.

Mahasiswa FISIP yang mengaku bernama Zharfan menuturkan pernah mengikuti kegiatan di ruang terbuka, seperti public space 1, 2, dan 3 FISIP UNS dan merasa terganggu karena nyamuk.

“Menurut saya sih banyak banget [nyamuk]. Contohnya di hufis [hutan FISIP] ada banyak nyamuk. Kemudian, di public space 1, 2, dan 3 juga banyak nyamuk. Menurut saya perlu ada tindakan pencegahan untuk mengurangi nyamuk ini,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (23/12/2022).

Bukan Hanya Fogging tapi Juga Membersihkan Lingkungan

Dia berharap pihak kampus atau FISIP UNS Solo dapat melaksanakan fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, khususnya Aedes Aegypti. “Itu bagian dari pencegahan. Kalau tidak ditangani, nyamuk tersebut berpotensi menyebarkan penyakit di lingkungan FISIP,” ujarnya.

Hal senada disampaikan mahasiswa lain di FISIP, Elma. Dia juga berharap pihak kampus melakukan fogging di area yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Tetapi, Elma menyarankan ada tindakan pencegahan yang berkesinambungan.

“Mungkin hufis perlu di-fogging. Di sana memang tempat nyamuk. Mungkin karena musim hujan ya. Jadi, jumlah nyamuk sepertinya bertambah. Nanti setelah di-fogging nyamuk itu akan muncul lagi. Jadi sebaiknya ada tindakan pencegahan lain,” tuturnya.

Pendapat berbeda disampaikan salah satu penjaga kantin di kompleks Kantin Bawah FISIP UNS Solo, Atut. Lokasi kantin berada di dekat gedung parkir kendaraan roda dua atau di belakang FEB.

Menurutnya pihak kampus tidak bisa hanya melakukan fogging. Atut menuturkan pihak kampus atau fakultas harus mendorong seluruh warga kampus untuk rajin membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Kalau fogging saja kurang sepakat. Sekarang kan sedang musim hujan, tanah lembap dan muncul genangan. Tetapi, tidak seperti rumah tinggal, area FISIP ini tidak ditempati orang sampai malam. Jadi tidak perlu [fogging],” ujarnya.

Atut mengusulkan agar warga kampus, khususnya FISIP UNS Solo dapat memperhatikan kebersihan lingkungan.

“Yang perlu dilakukan itu memperhatikan kebersihan dan membersihkan tempat sampah di seberang jalan kantin atau dekat portal jalan. Ada tempat penampung akhir sampah sebelum diambil truk. Lebih tepat membersihkan tempat itu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya