SOLOPOS.COM - Band Rintik Hujan (Foto Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA–Daur ulang atau cover lagu menjadi hal lumrah di panggung musik dunia. Musisi lokal pun tak jarang mengaransemen beberapa lagu tenar atau berpengaruh untuk digarap menjadi karya baru. Motivasi mereka beragam ada yang untuk menyalurkan kreativitas bermusik, bentuk penghargaan bagi musisi idola, atau mendongkrak popularitas di panggung hiburan.

Kehadiran band Rintik Hujan saat tampil membawakan lagu Anak Sekolah di Stasiun Solo Radio, Selasa (17/2/2015) lalu, menuai perhatian dari ratusan orang yang menonton acara perayaan ulang tahun ke-270 Kota Solo itu. Di tangan pengusung aliran vintage easy pop ini, lagu yang diciptakan Chrisye bersama Oddie Agam tersebut bersalin rupa. Meski nuansa riang masih tertinggal, namun band yang beranggotakan Virina Sekar (vokal), Indraji Men (bas), Andreas Ponda (saksofon, flute), Oscar Da Pedro (drum), Gomz (gitar), serta additional player Dewanto (keyboard) itu memberikan nuansa retro sebagai bumbu penyedap musiknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rintik Hujan sudah dua kali membawakan lagu yang pernah ngehits tersebut secara live. Namun mereka tidak merekam dan memasukkan Anak Sekolah ke dalam album perdananya berjudul Sederhana. Lewat label indie Bravo Musik dan Off The Records, debut album ini akan diluncurkan waktu dekat dengan 10 materi lagu hasil karya kreativitas mereka. “Memasukkan cover lagu di album pertama itu haram. Kami ingin memperkenalkan musik kami dulu ke publik sebelum membuat karya coveran,” kata Gomz, saat berbincang dengan Solopos.com, di markas band Rintik Hujan di kawasan Mangkunegaran, Banjarsari, Solo, Senin (9/3).

Gomz mengungkapkan band-nya yang berdiri pada Juni 2014 lalu itu tampil membawakan Anak Sekolah karena lagunya terdengar asyik saat didengarkan. “Tidak ada alasan khusus. Kami suka lagunya. Terus kami garap ulang,” bebernya. Menurut Gomz, band yang mengidolakan sosok Ismail Marzuki, Syamsul Bahri, Tetty Kadi, dll. ini idak menutup kemungkinan untuk membuat cover lagu dari musisi legendaris Indonesia setelah proyek perdananya diapresiasi pecinta musik Tanah Air. “Bisa saja bikin coveran tapi setelah band kami dikenal. Indonesia punya banyak harta karun yang bisa didaur ulang,” ujarnya.

Tantangan Tersendiri

Sementara itu, Band On Fire menganggap mendaur ulang lagu tenar yang dipopulerkan musisi mapan punya tantangan tersendiri. Berkat kreativitasnya, band beranggotakan Keci (vokal), Botan (vokal), Jojo dan RM (beatbox), Rendy (bas), Deo (gitar), dan dibantu additional player Banu (keyboard, saksofon) ini pernah lolos menjadi finalis ajang pencarian bakat Indonesia Got Talent 2014 dan Indonesia Mencari Bakat 2014.   Band yang terbentuk pada medio 2013 lalu ini dikenal publik dengan cover beberapa lagu yang dimashed up. Mereka pernah menggabungkan lagu I’m The Best (2NE1) yang digabungkan dengan Beauty and The Beat (Justin Bieber dan Nicki Minaj), Rame-rame, serta Gangnam Style (PSY).

“Awalnya kami lihat banyakk video coveran di Youtube yang dibuat apa adanya. Kami jadi tertantang membuat karya baru dari lagu lama,” terang Diah Puspita Kusuma Wardani, vokalis On Fire, saat ditemui di kantornya di kawasan Manahan, Solo, Senin siang. Setelah hampir dua tahun terbentuk, vokalis yang akrab disapa Keci ini mengaku band yang beraliran akustik eksperimental miliknya berniat membuat karya mandiri. “Teman-teman indie di Solo mendorong kami membuat karya mandiri. Setelah semua kesibukan mandiri, kontrak, serta kompetisi, kami berniat fokus membuat karya mandiri setelah ini,” tuturnya.

Setelah sukses dengan dua albumnya, Down For Life mendaur ulang lagu Kerangka Langit yang dibuat legenda rok Kota Bengawan, Kaisar, sebagai proyek pemanasan album ketiganya. Lagu yang pernah ngehits akhir 1980an ini dipilih sebagai penghargaan buat senior mereka di panggung musik cadas. “Ini bentuk penghargaan DFL buat senior kami. Solo itu enggak hanya Bengawan Solo tapi juga pernah ada legenda hidup seperti Kaisar,” kata Stephanus Adjie, vokalis DFL, Senin siang.

Menurut Adjie, lagu yang direkam pada pertengahan 2014 lalu itu selain legendaris juga punya kenangan buat band yang kini dimotori Stephanus Adjie (vokal), Ahmad Jojo Azhari (bas), Rio Baskara (gitar), Isa Mahendrajati (gitar), dan Muhammad Abdul Latief (drum) itu. “Lagu ini hits banget saat kami SD. Lagu ini juga bisa jadi edukasi anak muda yang belum pernah mendengarkan legenda musik rok. Respons selama ini cukup menggembirakan, baik dari Kaisar sendiri dan dari pendengar muda,” bebernya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya