SOLOPOS.COM - Salah satu koleksi Injil dengan aksara Jawa milik Museum Radya Pustaka di Jl. Slamet Riyadi No.275, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Sabtu (16/4/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Museum Radya Pustaka tak hanya memiliki koleksi berupa surat-surat pejabat kerajaan serta benda-benda penting yang berhubungan dengan Kerajaan Mataram Islam di Solo. Museum ini juga punya enam koleksi Injil dan Taurat yang bertuliskan aksara Jawa.

Uniknya, Injil tersebut ada dicetak 164 tahun lalu. Injil tersebut masih dalam kondisi baik meskipun telah berusia seratusan tahun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Petugas Bagian Pengelolaan Naskah Museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati, menjelaskan Injil bukan manuskrip. Namun dalam bentuk buku lawas. Kebanyakan merupakan cetakan dari Semarang. “Dulunya pastinya orang Kristen yang memakai, namun siapa pemiliknya belum tahu,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (16/4/2022).

Baca Juga: Lestarikan Batik, Museum Radya Pustaka Solo Latih Anak Muda Membatik

Bisa jadi pemilik Injil merupakan anggota Radyapustaka yang menyumbangkan Injil ke museum itu sebelum terbentuk Yayasan Paheman Radya Pustaka Surakarta.

“Anggota Radya Pustaka itu bukan orang biasa, namun orang yang punya jabatan seperti guru, pejabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kepatihan, Pura Mangkunegaran. Ada juga sarjana, orang Belanda ada yang bergabung,” jelasnya.

Para anggota itu membahas sastra dan mengumpulkan berbagai buku maupun naskah di Kota Solo. Semua buku maupun manuskrip yang terkumpul merupakan hasil dari upaya perkumpulan para anggota Radya Pustaka.

Baca Juga: Penampakan 5 Barang Antik yang Paling Dicari Pengunjung di Museum Radya Pustaka

Koleksi yang telah dikumpulkan tidak ada tanda pemiliknya kecuali sejumlah koleksi yang diberikan nama serta tanda tangan pemilik sebelumnya. Terdapat satu koleksi terbitan paling tua koleksi Radya Pustaka yakni tahun 1854.

“Ada beberapa yang lepas dari jilidan karena faktor usia. Namun kertasnya masih bagus dan tulisannya tidak luntur, masih tajam,” ungkap Kurnia.

Radya Pustaka memiliki program digitalisasi buku terbitan lama dan manuskrip yang dilakukan sejak 2014. Terbatasnya alat serta kondisi manuskrip dan buku terbitan 1850-an sampai 1930-an menjadi tantangan petugas Radya Pustaka.

Baca Juga: Cerita Museum Radya Pustaka Solo Restorasi Naskah Kuno

“Injil belum diproses. Yang sudah diproses Al Quran Jawi. Kami mengejarnya buku terbitan yang benar-benar rapuh. Harus tertolong yang mau hancur,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya