SOLOPOS.COM - Warga mengamati koleksi Museum Radya Pustaka, Solo, Senin (6/1/2014) saat masih dalam proses renovasi. Pengelola museum justru mengeluhkan tempat penyimpanan koleksi musem yang tidak memenuhi standar setelah revitalisasi. (JIBI/Solopos/Maulana Surya)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah bangunan baru Museum Radya Pustaka Solo dinilai tak memenuhi syarat kendati revitalisasi museum telah selesai. Terkait kenyataan itu, pihak pengelola museum akan merombak demi menyempurnakan sejumlah bangunan yang dinilai tak memenuhi syarat tersebut.

“Bangunan yang tidak memenuhi syarat itu antara lain akses masuk museum melalui sisi timur bagi penyandang difabel, ukuran kamar kecil, dan sebagainya. Bahkan jalan akses masuk bagi difabel justru membahayakan karena turunan tersebut terlalu curam. Sedangkan kamar kecil baru yang dibuat terlalu kecil, masa pintu masuknya hanya 80 sentimeter,” ujar Ketua Komite Museum Radya Pustaka Solo Purnomo Subagyo ketika ditemui Solopos.com di Museum Radya Pustaka, Selasa (21/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diwartakan sebelumnya, sejumlah koleksi benda bersejarah milik Museum Radya Pustaka Solo terancam tak bisa dipamerkan. Pasalnya, bentuk dan ukuran etalase baru yang dibuat bersamaan dengan revitalisasi museum itu tak sesuai dengan barang yang ada.

“Sebetulnya etalase kaca yang dipasang di tembok itu disediakan untuk memajang koleksi barang-barang museum. Tetapi kalau melihat bentuk dan ukurannya semacam itu banyak benda yang tidak bisa diletakkan di etalase itu. Sehingga beberapa benda bersejarah seperti wayang kulit, tombak dan sebagainya tidak bisa dipamerkan karena tempatnya tidak memungkinkan,” papar Purnomo Subagyo kala itu.

Lebih lanjut, Purnomo mengatakan guna membenahi sejumlah fasilitas yang tak memenuhi syarat tersebut, pihaknya akan mengajukan dana Rp50 juta kepada Pemkot Solo. Dia berharap pengajuan dana itu dikabulkan sehingga bisa segera digunakan untuk memebenahi kekurangan hasil revitalisasi yang dibiayai pemerintah pusat.

Dia menjelaskan pihaknya segera membenahi kekurangan itu setelah pengerjaan revitalisasi ditinjau dari Kementerian Pendidikan dan Kebupayaan selaku penyandang dana revitalisasi. Dengan demikian, terangnya, pembenahan yang akan dilakukan tidak akan mengutak-utik proyek revitalisasi sebelum ditinjau.

Saat ini, pihaknya tengah menata dan membersihkan benda-benda bersejarah milik museum yang dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosroningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X itu. Karena masih banyak yang belum tertata menyusul revitalisasi museum.

Sementara itu, salah seorang karyawan museum, Fajar, mengatakan pihaknya harus berhati-hati dalam menata dan membersihkan benda-benda bersejarah tersebut. Dikhawatirkan jika tak ditangani secara hati-hati akan merusak benda-benda bersejarah yang tak ternilai harganya ini.

Museum Radya Pustaka tersebut merupakan museum pertama di Nusantara. Karena itulah setiap benda terkait museum tersebut juga bernilai sejarah. “Banyak sekali benda-benda bersejarah seperti patung, jodang, joli, wayang, gamelan, naskah kuno dan sebagainya. Pembersihan barang-barang itu perlu ekstra hati-hati,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya