SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Menginjak usia 122 tahun, Museum Radya Pustaka terus bersolek. Museum tertua di Indonesia itu mencoba memupus cerita kelam tentang pencurian dan pemalsuan arca.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gending Jawa sayup-sayup terdengar mengiringi prosesi upacara peringatan ulang tahun ke-122 Museum Radya Pustaka, Senin (29/10/2012). Ruangan depan gedung museum disulap menjadi tempat pertemuan yang digunakan sebagai tempat upacara peringatan ulang tahun. Di sisi kiri dan kanan pintu masuk berjajar kursi-kursi lipat yang disediakan untuk para tamu.

Sementara itu, di bagian tengah gedung museum, kelompok Karawitan Sawojajar pimpinan Tugini memainkan Gamelan Agung yang merupakan koleksi Museum Radya Pustaka. Tampak Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Widdi Srihanto, di deretan paling depan sisi sebelah kiri.

Upacara dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Komite Museum Radya Pustaka, Djaka Darjata. Dalam sambutannya, Djaka menceritakan sejarah museum tertua di Indonesia tersebut. Setelah itu, dilanjutkan sambutan dari Walikota. Dalam kesempatan itu, Rudy meminta Komite Museum Radya Pustaka untuk segera menyelesaikan status tanah museum.

”Saya minta kepada komite untuk segera menyelesaikan permasalahan status tanah. Jika status tanah sudah jelas ini akan mempermudah dalam pengajuan anggaran baik ke tingkat pusat maupun provinsi. Beberapa waktu lalu kami mengajukan bantuan untuk pembangunan Museum Keris di bekas Rumah Sakit Jiwa Mangunjayan dan mendapat bantuan Rp35 miliar. Hal itu karena semua persyaratan lengkap, termasuk mengenai sertifikat tanah,” ungkap Rudy.

Selain itu, kejelasan status tanah juga akan mempermudah renovasi bangunan museum. Menurut Rudy, bangunan museum tidak terlihat dari luar sehingga tidak banyak yang tahu mengenai keberadaan museum. Rudy juga mengungkapkan jika status tanah sudah jelas, model bangunan museum bisa disayembarakan.

Rudy juga menyoroti sedikitnya pengunjung yang datang. Menurut dia, pemasukan museum Rp15 juta selama setahun menunjukkan minimnya minat masyarakat untuk datang. Rudy menyarankan untuk mengajak siswa berkunjung ke museum dengan menggratiskan tiket masuk. Hal tersebut dilakukan untuk mengenalkan museum kepada masyarakat.

Acara ulang tahun museum yang dibangun Paku Buwono (PB) X ini ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Walikota yang kemudian diserahkan kepada Komite Museum Radya Pustaka. Setelah itu, Walikota dan rombongan berkeliling museum. Rudy mengelilingi setiap sisi museum melihat bagaimana kondisi museum.

Di sela-sela acara berkeliling museum, Djaka mengungkapkan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan dokumen-dokumen untuk mengurus status tanah museum. Menurut dia, perubahan status tanah tidak akan menjadi masalah karena status museum saat ini sudah menjadi kawasan cagar budaya. Saat ini, status tanah museum itu masih menyatu dengan kawasan Sriwedari. Padahal, tanah Sriwedari masih sengketa antara BPN dengan ahli waris Wiryodiningrat. Keluarnya putusan Makhamah Agung (MA) beberapa waktu lalu belum mengakhiri kontroversi status tanah bekas Bonrojo itu.

Tak hanya itu, museum itu juga sempat tercoreng dengan kasus pencurian dan pemalsuan arca. Kasus pencurian arca batu yang melibatkan almarhum Mbah Hadi dan beberapa orang lainnya telah tuntas. Begitu juga soal wayang. Namun, untuk arca perunggu masih meninggalkan tanda tanya.

Sementara itu, Widdi mengungkapkan Museum Radya Pustaka mendapat bantuan dana Rp3 miliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Widdi juga mengatakan fokus utama saat ini adalah pelestarian dan manajemen penataan. ”Kami akan fokus ke wisatawan lokal, kalau sudah berjalan baik baru kami membidik wisatawan mancanegara,” terang Widdi.
Sebelum meninggalkan museum, Rudy berbincang dengan pengurus museum dan pejabat Disbudpar. ”Pintu masuk jangan dikasih pagar, bagaimana orang akan tahu? Seharusnya pintu berada di depan bukan dari samping,” komentar Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya